> >

Bantah Udara Jakarta Terkotor di Dunia, KLHK Ajak Masyarakat Berkorban Ubah Gaya Hidup

Jabodetabek | 13 Agustus 2023, 18:52 WIB
Dirjen Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengajak masyarakat “berkorban” ubah gaya hidup untuk mengurangi polusi udara di perkotaan. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dirjen Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro mengajak masyarakat “berkorban” ubah gaya hidup untuk mengurangi polusi udara di perkotaan.

Sigit menyebut kesediaan “berkorban” diperlukan untuk mengurangi emisi di perkotaan dengan membeli bahan bakar rendah emisi dan kendaraan listrik yang lebih mahal. 

“Mau nggak kita berkorban untuk memperbaiki kualitas udara itu membeli bahan bakar yang lebih ramah lingkungan? Kalau kita nggak mau, ya akhirnya kena trap tadi, tiap Juli-Agustus kita konferensi pers lagi juga,” kata Sigit pada Minggu (13/8/2023).

Sigit menyebut penyebab utama polusi udara di perkotaan adalah kendaraan bermotor konvensional. Kendaraan bermotor pun bertambah setiap tahunnya di DKI Jakarta dengan jenis kendaraan paling banyak sepeda motor.

"Ada 24,5 juta kendaran bermotor yang teregistrasi di DKI, 78 persennya sepeda motor. Pertumbuhannya dari 2018 sampai 2022 itu 5,7 persen dan sepeda motor 6,38 persen atau setiap tahun 1,612 juta kendaraan bermotor dan di dalamnya 1,046 juta sepeda motor," kata Sigit.

Baca Juga: Greenpeace: Pemerintah Sudah Tahu Polusi Udara Tinggi, tapi Tak Beri Peringatan Dini ke Masyarakat

Ia pun memaparkan delapan rekomendasi Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) untuk mengurangi polusi, yakni pengadaan kendaraan operasional listrik, pengetatan standar emisi transportasi menjadi EURO4, pengadaan bus listrik untuk Transjakarta non-mikro, uji emisi berkala dengan target EURO2, peralihan ke angkutan umum, konversi ke kompor listrik, pengendalian debu konstruksi, dan pelarangan pembakaran sampah terbuka.

"Yang direkomendasikan ini adalah kesiapan kita untuk menjadi warga negara maju. Kita harus membantu untuk diri kita semua, dari middle (income) trap, kalau mau jadi negara maju, ya kita harus siapkan budayanya, budaya orang maju,” kata Sigit.

"Di Belanda semuanya pakai apa? Sepeda. Di Jerman juga orang naik sepeda, naik kendaraan umum banyak sekali,” lanjutnya.

Di lain sisi, Sigit juga membantah anggapan bahwa Jakarta menjadi salah satu kota dengan udara terkotor di dunia. Ia menyebut tingginya angka pencemaran yang ditunjukkan akhir-akhir ini disebabkan fenomena street canyon.

Fenomena street canyon adalah ketika polusi udara terperangkap karena angin yang membawanya terhalangi gedung-gedung tinggi. Kondisi ini dapat memengaruhi sensor dan data udara yang dihasilkan jika dipasang di dinding gedung.

"Kalau itu terjadi di gedung yang diapit, maka yang terjadi adalah angin itu tidak bergerak ke mana-mana. Sehingga ini yang disebut dengan pencemaran, dari sini yang meningkat sekian kali dari base-nya,” kata Sigit.

Baca Juga: Kualitas Udara di Jakarta Lagi-Lagi Jadi yang Terburuk, Heru Budi Singgung Polusi dari Kendaraan


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU