Tambang Emas Ilegal Banyumas Ditutup, Kades: Kami Bingung, Warga Sangat Bergantung ke Lubang Itu
Jawa tengah dan diy | 2 Agustus 2023, 14:22 WIBBANYUMAS, KOMPAS.TV - Narisun, Kepala Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah mengatakan bahwa pihaknya bingung dengan adanya penutupan tambang emas ilegal di desa tersebut.
Diketahui, tambang tersebut merupakan lokasi terjebaknya delapan penambang emas yang tak berhasil ditemukan hingga dinyatakan menghilang sejak Selasa (25/7/2023).
Narisun mengatakan bahwa sekitar 80 persen warga Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, memiliki mata pencaharian di lokasi tambang. Selama bertahun-tahun, mereka bergantung ke penambangan.
Baca Juga: Cerita Personel SAR Penambang Emas di Banyumas: Hampir Pingsan hingga Nyaris Ikut Terjebak di Lubang
“Kalau ditutup, jelas warga kami kebingungan, karena terus terang saja, warga Tajur sangat bergantung ke lubang itu,” kata Narisun, Rabu (2/8/2023).
Narisun memaparkan bahwa sejak pertama kali ditemukannya kandungan emas di Grumbul Tajur pada 2014, sekitar 500 warga terlibat di area penambangan.
Adanya tambang emas sebetulnya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Pasalnya, sebelum menjadi penambang, mereka bekerja di pabrik genteng atau menjadi kuli angkut di pasar.
Meski demikian, nyatanya tambang tersebut ilegal dan telah membuat 8 nyawa melayang.
Inilah yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk memberikan lapangan kerja pada warga agar mereka tak terancam menjadi pengangguran.
“Ini jelas menjadi PR kami untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Kami sangat susah kalau ditutup. Mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Kisah Tukang Bangunan yang Jadi Korban Tambang Ilegal Banyumas: Belajar Otodidak karena Tuntutan
Sebelumnya, Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu mengatakan bahwa tambang emas ini ditutup karena ilegal, sehingga keselamatan para pekerja pun menjadi terancam.
Pihaknya bersama TNI dan Satpol PP akan menjaga lokasi tambang untuk memastikan tambang tersebut tak lagi beroperasi. Bedeng-bedeng akan dirobohkan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
“Proses penambangan ini sangat jauh dari kaidah-kaidah keselamatan dan berbahaya. Di tempat ini akan kami lakukan penjagaan,” ujar Edy, Selasa (1/8).
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com