> >

Empat Kasus Bunuh Diri Terjadi di Yogyakarta dalam Lima Hari Terakhir

Jawa tengah dan diy | 13 Juli 2023, 21:58 WIB
Ilustrasi jenazah. Setidaknya ada empat kasus bunuh diri terjadi dalam lima hari terakhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Sumber: THINKSTOCK)

"Tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan pada tubuh korban. Di leher ada jeratan melingkar," ungkap Udin, dilansir dari Kompas.com.

Ia menambahkan, berdasarkan keterangan keluarga, korban cenderung pendiam dan jarang bercerita dengan anggota keluarga.

Baca Juga: Profesor Psikologi Beri 3 Tips Jaga Kesehatan Mental Anak Muda Indonesia

3. Dlingo, Bantul

Seorang warga Kapanewon Dlingo, Bantul, DIY berinisial EBW (30) ditemukan meregang nyawa dengan gantung diri pada Senin (10/7/2023).

Kapolsek Dlingo AKP Basungkowo menyebut, korban ditemukan meninggal dunia oleh orang tua korban pada Senin siang sekira Pukul 10.30 WIB.

Basungkowo menerangkan, korban diduga melakukan gantung diri saat rumahnya dalam keadaan kosong.

Orang tua korban, kata dia, sempat membawa korban ke Puskesmas Dlingo 1, namun petugas menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia.

"Dari hasil pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Dlingo 1, tidak ditemukan bekas luka atau tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban," jelas Basungkowo.

Ia menambahkan, EBW diduga mengakhiri hidupnya karena memiliki perasaan depresi. 

Jenazah korban pun akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat oleh keluarga.

Baca Juga: Riset: 15,5 Juta Pemuda-Pemudi Indonesia Miliki Masalah Kesehatan Mental dalam Setahun Terakhir

4. Pundong II, Sleman

Warga di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY berinisial SM ditemukan meninggal dunia dengan posisi terduduk dan terikat tali di gudang rumahnya pada Rabu (12/7/2023).

Kapolsek Mlati, Kompol Andhies F Utomo mengatakan, korban ditemukan meninggal dunia oleh suaminya.

Suami korban, kata Andhies, menemukan istrinya meninggal dunia tergantung di gudang usai tak berhasil ditemukan di dalam kamar maupun kediamannya saat pulang kerja sekira Pukul 16.00 WIB.

Andhies menyebut, sang suami lantas berusaha memegang tubuh korban sambil memanggil saksi lain.

Karena dikira masih hidup, lanjut dia, tubuh korban dibopong dan ditidurkan di ruang tamu. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke Polsek Mlati.

Berdasarkan hasil visum tenaga kesehatan, korban diperkirakan meninggal dunia karena gantung diri karena tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.

Meski begitu, polisi masih melakukan pendalaman karena belum diketahui alasan korban mengakhiri hidup.

"Dari keterangan saksi tidak ada riwayat sakit atau masalah rumah tangga," ujar Andhies.

Kementerian Kesehatan telah telah menyediakan pelayanan kesehatan jiwa di sejumlah puskesmas bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Menurut Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang, tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut telah dilatih untuk menangani masalah kesehatan jiwa.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews


TERBARU