Petani Jamur Keluhkan Media Tanam Mahal, UGM Yogyakarta dan Nagoya University Teliti Kayu Alternatif
Jawa tengah dan diy | 12 Juli 2023, 05:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Mahalnya limbah kayu sengon sebagai media tanam, banyak dikeluhkan para petani jamur belakangan ini.
Berangkat dari masalah itu, para Peneliti di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerja sama dengan Nagoya University Jepang, melakukan uji coba penggunaan ranting kayu dari beragam jenis pohon, untuk menggantikan fungsi limbah kayu sengon yang mahal.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, menegaskan, penelitian ini ditujukan untuk membantu masalah pangan nasional, dengan memberikan alternatif jamur konsumsi yang melonjak permintaannya di dalam negeri.
Baca Juga: UGM dan PT Pupuk Kaltim Siapkan SDM Unggul Lewat Kompetisi Internasional, Berhadiah Rp113 Juta!
Sigit juga menuturkan, seiring lonjakan permintaan jamur itu, muncul masalah baru terkait langkanya limbah kayu sengon sebagai media tanam jamur.
"Kalau dulu jamur lebih banyak diekspor, tapi sekarang konsumsi jamur nasional meningkat, karena bangsa Indonesia kini gemar makan jamur, dan itu bagus. Nah, konsen kami sebagai peneliti, kini mencari alternatif kayu jenis lain yang juga bisa dipakai untuk media tanam jamur. Jadi tidak tergantung pada kayu jenis sengon saja," ujar Sigit, Selasa (11/7/2023).
Guna melancarkan penelitian ini, International Cooperation Agency (JICA), memberikan sejumlah peralatan pengolahan limbah kayu untuk digunakan para peneliti.
Dengan peralatan itu, para peneliti dituntut bisa mendekomposisi komponen kimia kayu menjadi konponen kimia yang sederhana, sehingga cocok ditumbuhi jamur dengan kualitas yang sama baiknya dengan media tanam limbah kayu sengon.
Diharapkan, penelitian ini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani jamur pada tahun 2024 mendatang.
Untuk langkah awal, para peneliti akan bekerjasama dengan sejumlah petani di Kabupaten Sleman, dan akan terus diperluas cakupannya hingga ke seluruh Indonesia.
Baca Juga: 7.079 Mahasiswa KKN UGM Bareng-bareng Disebar ke 400 Desa di Penjuru Indonesia, Ada Apa?
Penulis: Michael Aryawan
Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV