> >

Akses Jalan di KM 59 Jalur Piket Nol Lumajang-Malang Berhasil Dibuka usai Tertutup Longsor

Jawa timur | 8 Juli 2023, 16:20 WIB
Alat berat dikerahkan untuk membuka jalan yang tertutup material longsor di KM 59 jalur Piket Nol Lumajang-Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/7/2023). (Sumber: BPBD Kabupaten Lumajang)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Akses jalan di KM 59 jalur Piket Nol Lumajang-Malang, Jawa Timur yang sempat tertutup material longsor, berhasil dibuka pada Sabtu (8/7/2023).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan berhasil membuka akses jalan tersebut dengan dukungan alat berat.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Lumajang Patria menyebut kini akses jalan tersebut sudah dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

"Siang ini kami sudah berhasil membuka jalan akses yang sebelumnya tertutup total akibat longsor," kata Patria, melalui keterangan tertulis, Sabtu.

"Kini kendaraan roda dua maupun roda empat sudah bisa kembali melintas," imbuhnya.

Seperti diketahui, tak hanya banjir, sejumlah wilayah di Lumajang juga diterjang longsor akibat intensitas hujan yang tinggi, Jumat (7/7). 

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB per Sabtu (8/7) pukul 08.00 WIB, sedikitnya terdapat enam jembatan yang putus akibat banjir limpasan lahar dingin dari Gunung Semeru.

Banjir juga memaksa sebanyak 571 warga mengungsi di 13 titik. 

Alat berat dikerahkan untuk membuka jalan yang tertutup material longsor di KM 59 jalur Piket Nol Lumajang-Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/7/2023). (Sumber: BPBD Kabupaten Lumajang)

Baca Juga: Longsor di Lumajang, Alat Berat Dikerahkan Bersihkan Material di Wilayah Terdampak

Pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Lumajang juga telah menetapkan status tanggap darurat usai banjir dan tanah longsor menerjang wilayahnya, Jumat (7/7).

Hal ini tertuang dalam surat keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/286/427.12/2023 tentang status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor tahun 2023.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan status tanggap bencana ini untuk melihat situasi dalam beberapa hari ke depan. 

Menurutnya, curah hujan masih tinggi dan lahar Gunung Semeru juga tidak bisa diprediksi. Pihaknya juga masih melakukan proses evakuasi warga dan pendataan kerusakan sarana dan prasaran serta rumah warga. 

"Saya sudah menetapkan tanggap darurat 14 hari. Tadi sudah saya tanda tangani dan saya tunjuk Pak Sekda untuk memimpin satgas," ujar Thoriq, Jumat.

Sementara BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo merilis kewaspadaan cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer di wilayah Jawa Timur pada 7-13 Juli 2023.

Hal ini meningkatkan potensi cuaca ekstrem di wilayah Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Banyuwangi, Jember, Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Batu, Trenggalek, Jombang, Nganjuk dan Ponorogo. 

BNPB pun mengimbau pemerintah dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi. 

Baca Juga: Longsor Akibat Hujan Panjang, 3 Warga Tertimbun Tanah & Jadi Korban Jiwa!

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU