Efektif untuk Pembasahan Lahan, BNPB Perpanjang TMC di Sumsel
Berita daerah | 22 Juni 2023, 18:00 WIBPALEMBANG, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyetujui permintaan penambahan waktu operasional Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan dengan TMC yang dilakukan diharapkan dapat membantu mengisi embung-embung air atau tempat penampungan air, sehingga para pasukan darat dapat dengan mudah memadamkan api.
Sebagai persiapan ketika TMC sudah tidak bisa dilakukan, pihaknya juga menyediakan 6 helikopter water bombing dan 2 helikopter patroli untuk operasi udara.
“Kebutuhan alat untuk darat ini secara terbatas juga sudah kami bantu, nanti secara berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata Suharyanto, di Palembang, Kamis (22/06)
Dia menjelaskan, saat ini titik panas di wilayah Sumsel sendiri telah berjumlah 793 atau relatif sama dengan 5 provinsi prioritas lainnya yaitu Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Baca Juga: El Nino Dapat Picu Karhutla dan Kekeringan, BNPB Imbau Pemda Bentuk Satgas Khusus
Sementara untuk dua kabupaten di Sumsel yang memiliki jumlah titik panas lebih dari 100 diantaranya Kabupaten Musi Banyuasin dan Musi Rawas Utara.
“Sudah ada titik api, dan kami mencatat sudah ada 159 kali kejadian kebakaran sepanjang tahun 2023. Artinya tidak bisa dihindari tetapi yang penting kita bisa memadamkan,” tegasnya.
Sesuai instruksi presiden, imbuhnya, tidak patokan jumlah anggaran yang akan digelontorkan dalam penanganan bencana. Hal itu mengingat kondisi di lapangan tidak bisa diprediksi.
“Tetap ada (dana bencana) tapi tidak bisa dipatok. Tapi tentunya, harus efisien dan efektif,” pungkasnya.
Baca Juga: BNPB: Perubahan Iklim Meningkatkan Potensi Terjadinya Bencana
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan, permintaan perpanjangan operasional TMC ini juga sangat berguna untuk mencegah terjadinya pembesaran api.
Dia mengakui, TMC yang sudah dilakukan sebelumnya, juga mendapatkan respon positif dari para petani lantaran dinilai membantu menyuburkan tanah pertanian.
“Dengan indikasi hotspot kita yang sudah sekitar 700, diharapkan dapat ditangani sesegera mungkin sehingga tidak berkembang menjadi titik api (fire spot),” ujar Deru.
Deru juga mengatakan, hampir semua daerah di Sumsel telah memiliki Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk membantu memonitoring bukan hanya yang kasat mata tetapi juga yang terhirup oleh masyarakat.
Penulis : KompasTV-Palembang
Sumber : Kompas TV