> >

Cerita Tetangga Pria Obesitas di Tangerang: Dengar Suara Tangis dan Rintih Kesakitan Tengah Malam

Jabodetabek | 16 Juni 2023, 13:45 WIB
Fajri, pria obesitas yang memiliki bobot hampir 300 kilogram. Kenali penyebab obesitas (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV  - Suara tangisan dan keluh kesakitan Muhammad Fajri (26) pria pengidap obesitas  terdengar oleh tetangganya, Acim, di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.

Suara itu terkadang didengarnya antara pukul 02.00 hingga pukul 03.00 dini hari. Awalnya Acim sempat kaget mendengar suara tangisan di tengah malam.

Namun, akhirnya ia tahu bahwa itu adalah suara Fajri. Suara tangisan Fajri  disertai dengan keluh kesakitan.

"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).

Suara tangisan Fajri menyebabkan dirinya iba dan khawatir pada keadaan tetangganya tersebut. Keesokan Acim pun menanyakan apa yang terjadi pada Fajri.

Baca Juga: 14 Dokter di RSCM Tangani Fajri, Pasien Obesitas Berbobot 300 Kg

Kepada Acim, Fajri mengaku bahwa dirinya merasa sakit pada kaki dan tangan, terutama di malam hari.

"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gak mau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.

Meski demikian, Acim mengaku tidak terlalu sering berkomunikasi dengan Fajri, terlebih saat Fajri masih bisa beraktivitas.

"Dia tinggal di sini sekitar empat tahun lalu. Sekarang cuma tinggal sama ibunya aja, bapaknya dia meninggal dua tahun lalu. Terus abangnya tinggalnya misah gak di sini," papar Acim.

Dulu, Fajri bekerja sebagai biro jasa pengurusan surat-surat kendaraan. Fajri kerap bepergian menggunakan sepeda motor.

"Badannya sebelum jatuh memang udah gede tapi enggak segede sekarang," kata Acim.

Namun, sekitar delapan bulan belakangan, kondisi kesehatan Fajri memburuk. Berat badannya meningkat drastis hingga dikabarkan mencapai 300 kilogram, dan mengakibatkan ia hanya bisa berdiam di rumah.

Meski berdiam di rumah, menurut Acim, Fajri masih bekerja jual beli secara daring atau online. Tapi Acim mengaku tidak mengetahui barang jualan Fajri.

Tetangga Fajri lainnya, Herman (58) membeberkan alasan Fajri enggan diajak berobat. Menurutnya, Fajri pernah blak-blakan kepadanya tentang keengganannya.

Herman mengaku dirinya sudah berulangkali membujuk Fajri untuk mau berobat atas obesitas ekstrem yang dialaminya.

Ajakan berobat itu pertama kali dilakukan sesaat setelah Fajri mengalami kecelakaan yang membuat kaki kanannya terluka.

Saat itu, Fajri hanya meminta tolong untuk dibelikan minyak gosok saja kepada Herman.

Namun, hingga beberapa waktu, luka di kaki Fajri tak kunjung sembuh, bahkan terlihat semakin parah dan membengkak.

Herman pun kembali membujuk Fajri untuk mau berobat, tapi hal itu selalu ditolak oleh Fajri secara halus.

"Dia bilang enggak mau ngerepotin orang karena badannya besar," ujar Herman saat berbincang dengan TribunJakarta.com di Ciledug, Kota Tangerang, Kamis (15/6/2023).

Hingga akhirnya, kurang lebih sepekan  lalu, Fajri mengeluhkan kondisi tubuhnya yang kerap ngilu terutama pada malam hari.

Keluhan tersebut kemudian sampai ke telinga  tetangga hingga ketua RT setempat, bahkan hingga ke puskesmas setempat.

Dokter dari puskesmas pun mendatangi rumah Fajri untuk memeriksa kondisinya.

"Tapi gak hari itu juga langsung dibawa ke rumah sakit," kata Herman.

Selang beberapa hari kemudian atau tepatnya Senin (5/6/2023), Herman kemballi dimintai tolong oleh Fajri.

Kali ini, Herman dimintai tolong untuk menjahitkan sarung untuk persediaan salinan baju Fajri di rumah sakit.

 

"Karena katanya dia hari Rabu mau dibawa ke rumah sakit. Nah dia minta tolong saya bawa tiga sarung untuk dijahit jadi dua sarung untuk salinan dia dirawat," kata Herman.

Sejumlah dokter dari puskesmas, warga setempat, dan perwakilan kelurahan Karang Tengah, Ciledug mendatangi rumah Fajri untuk mengevakuasi pemuda itu ke rumah sakit.

Namun upaya itu tak mudah. Bobot Fajri yang begitu berat membuat pihak kelurahan lantas menghubungi Satpol PP hingga petugas Damkar untuk membantu evakuasi.

Baca Juga: Ramai Pria Obesitas Berbobot Hampir 300 Kg, Ingat Lagi Kisah Arya Permana yang Berhasil Turun 109 Kg

Alhasil, seperti yang beredar di media sosial, Fajri harus dievakuasi menggunakan alat berat forklift untuk mengangkutnya menuju mobil bak terbuka yang bakal membawanya ke rumah sakit.

"Itu evakuasi dari jam 8 pagi baru kelar jam 5 sore, itu di jalan rumah Fajri penuh bukan main, warga pada berdoa pas Fajri lagi dievakuasi," kata Herman.

Setelah berhasil dievakuasi ke rumah sakit, berdasarkan pemeriksaan tim dokter, diketahui ada masalah di bagian pernapasan Fajri serta sejumlah luka infeksi di tubuh pemuda obesitas itu akibat luka gesekan dan lembab karena terlalu lama berbaring.

Saat ini Fajri masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) usai dirujuk dari RSUD Kota Tangerang.

Di RSCM, Fajri menjadi pasien obesitas kedua yang pernah ditangani pihak RSCM setelah Arya Permana pada tahun 2016.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : tribunnews.com


TERBARU