Sri Sultan Sebut Pertikaian di Tamansiswa Tak Berdampak ke Pariwisata: Di Mana Pun Bisa Terjadi
Jawa tengah dan diy | 5 Juni 2023, 18:12 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X berpendapat pertikaian dua kelompok yang terjadi di Jalan Tamansiswa, Yogyakarta, pada Minggu (4/6/2023) malam, tidak berimbas ke sektor pariwisata.
Pernyataan Sultan tersebut disampaikan untuk menjawab pertanyaan wartawan, Senin (5/6/2023). Menurut Sultan, peristiwa semacam itu bisa terjadi di mana pun, bukan hanya di Yogyakarta.
“Saya kira ndak kalau berimbas (ke pariwisata) ya,” tuturnya.
“Saya kira itu di mana pun bisa terjadi. Saya nggak tahu ya persoalannya apa, kesalahpahaman atau apa. Kejadian itu kan hari berbeda ya.”
Sultan menambahkan, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) DI Yogyakarta sudah memfasilitasi pertemuan antara dua kelompok yang bertikai.
Sementara dirinya pun telah mengimbau kepada kedua kelompok serta masyarakat untuk menjaga perdamaian dan ketertiban.
Baca Juga: Pengurus Perguruan Silat PSHT dan Suporter Brajamusti yang Bertikai di Yogyakarta Sepakat Damai
“Saya sudah mengeluarkan statement dengan paseduluran itu, dengan harapan mereka juga sama-sama warga masyarakat Jogja, harapan saya juga bisa mengerti.”
Mengenai adanya kerusakan sejumlah barang di Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Sultan mengaku dirinya belum mengetahui hal itu.
“Kalau itu cagar budaya, nanti kalau pemda bisa bantu ya nggak apa-apa. Tapi saya belum tahu kalau ada kerusakan seperti itu. Ya nanti kita lihat.”
Mengutip keterangan tertulis Pemda DI Yogyakarta, Sultan menyebut Pemda DIY dan Polda DIY siap menjadi fasilitator bagi kelompok yang terlibat konflik, agar segera tuntas melalui jalur mufakat damai.
Sultan juga berharap warga DI Yogyakarta dapat mengawal proses menuju perdamaian, dengan tidak mudah terprovokasi terhadap berbagai isu liar dan hoaks.
“Kepada segenap komunitas Jaga Warga agar turut menjaga kondusifitas, perkuat koordinasi dengan pihak kepolisian.”
“Mari bersama-sama meresapi makna pitutur Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa demi kemaslahatan bersama, dengan menahan diri dari berbagai goda hasutan dan provokasi,” kata Sri Sultan.
Saat ini, kedua belah pihak sudah berikrar saling memaafkan. Pihak kepolisian juga sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
Sultan juga mengimbau jangan sampai ada niatan untuk saling membalas dendam, karena hanya akan mengakibatkan sesuatu yang negatif.
Ia tidak ingin, hanya karena satu kelompok, seluruh masyarakat yang bahkan tidak tahu duduk perkaranya, turut menjadi korban.
Baca Juga: Kronologi Bentrok di Tamansiswa Yogyakarta, Berawal dari Keributan di Parangtritis
Kronologi Bentrokan di Tamansiswa
Dilansir Tribun Jogja, bentrokan tersebut pecah karena berawal dari keributan yang terjadi di Parangtritis, Kalurahan Kretek, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Minggu, 28 Mei 2023.
Kemudian pada Minggu (4/6/2023) sore sekitar pukul 17.00 WIB, di Jalan Kenari, datang rombongan berjumlah ratusan orang yang disebut untuk menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di Parangtritis.
Massa tersebut kemudian diadang oleh jajaran kepolisian dari Polsek Umbulharjo, Polresta Yogyakarta, Satuan Brimob Polda DIY, serta personel Koramil 0734/07 Umbulharjo agar tidak terjadi bentrok.
Pada pukul 17.30 WIB, pihak keamanan pun mengarahkan massa untuk keluar dari wilayah Jalan Kenari untuk menghindari keributan.
Sekitar pukul 17.46 WIB, massa didorong untuk menuju arah Jalan Kusumanegara.
Lalu pada pukul 18.15 WIB, massa diarahkan ke Jalan Tamansiswa. Pukul 18.55 WIB, massa kemudian diminta putar balik ke arah utara Jalan Tamansiswa guna menghindari bentrok.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV