> >

Pemkab Kulon Progo Siapkan Dana Rp 7 Miliar untuk Antisipasi El Nino

Jawa tengah dan diy | 30 April 2023, 14:07 WIB
Ilustrasi musim kemarau. (Sumber: KOMPAS.COM/SUKOCO)

KULON PROGO, KOMPAS.TV - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan anggaran sebesar Rp7 miliar, sebagai biaya tidak terduga penanganan potensi El Nino atau kemarau panjang pada 2023.

Kepala pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi menjelaskan hal itu pada Minggu (30/4/2023).

Ia menyebut, anggaran biaya tidak terduga (BTT) ini digunakan secara keseluruhan, baik untuk distribusi air bersih dan kegiatan penanganan kebencanaan lainnya selama 2023.

"Anggaran secara spesifik untuk penanganan potensi bencana El Nino tidak ada. Namun, pada 2023, Pemkab Kulon Progo menyiapkan BTT sebesar Rp7 miliar," kata dia, dikutip Antara.

Joko juga berharap El Nino yang diprediksi terjadi dalam waktu dekat, tidak berdampak bencana di Kulon Progo.

Baca Juga: Luhut Minta Semua Pihak Waspada Dampak El Nino: Kekeringan, Produksi Pangan Turun, Hingga Inflasi

Pihaknya juga telah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan bila terjadi El Nino.

Setidaknya ada enam kecamatan di Kulon Progo yang berpotensi terdampak El Nino, yakni Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Samigaluh, Nanggulan, dan Sentolo.

Menurutnya, ada 13 desa yang menjadi langganan kekeringan di keenam kecamatan tersebut.

Bahkan, pada tahun 2018 lalu, sedikitnya 7.000 kepala keluarga di 109 dusun mengalami krisis air.

"Sebanyak 109 dusun tersebut berada di 23 desa di delapan kecamatan, yakni Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, Kokap, Pengasih, Sentolo, Nanggulan, dan Panjatan," katanya.

Baca Juga: Jembatan Glagah di Kulon Progo Dipastikan Tidak Bisa Dilalui Kendaraan saat Arus Mudik Lebaran 2023

Joko juga mengimbau agar masyarakat memanen air hujan sebagai upaya antisipasi musim kemarau panjang yang diprediksi akan berlangsung lima sampai tujuh bulan.

"Kami berharap masyarakat melakukan panen hujan atau menampung air hujan di instalasi penampung air hujan (PAH) yang bisa dimanfaatkan saat krisis air atau saat butuh," katanya.

Ia juga meminta masyarakat menghemat air. Hal ini dikarenakan ada potensi kemarau kering yang berlangsung lima hingga tujuh bulan.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Fadhilah

Sumber : Antara


TERBARU