Kisah Zakaria, Atlet Berkebutuhan Khusus NTB yang Menempa Diri demi Bela Indonesia di SOWSG Berlin
Bali nusa tenggara | 8 April 2023, 20:19 WIBMATARAM, KOMPAS.TV - Zakaria, pemuda kelahiran Kadindi, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal memperkuat kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Khusus atau Special Olympics World Summer Games (SOWSG) Berlin 2023.
Zakaria, seorang penyandang disabilitas intelektual, bakal bertolak dari Indonesia bersama tiga atlet lari lainnya, yakni Dewangga Kanahaya Iskandar asal Jawa Barat, Agusdina Tefamnas asal Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Frety Zinta Melia asal Lampung.
Balkis Ratu Nurul Laela Esser, pelatih Zakaria, menuturkan bahwa pemuda kelahiran 2 Januari 1996 itu telah menjalani pemusatan latihan sejak Oktober 2022. Zakaria berbulan-bulan belakangan berlatih keras di bawah asuhan Balkis.
Baca Juga: Ramadan di Ponpes Anak Berkebutuhan Khusus Al-Achsaniyyah
Zakaria dan tiga pelari lainnya akan bertanding di ajang lari jarak pendek di Jerman. Keempat pelari Indonesia itu juga akan bertanding dalam dalam nomor estafet campuran empat pelari putra dan putri.
Menurut Balkis, kemampuan lari Zakaria lebih baik sejak menjalani pelatnas fase desentralisasi sejak November. Zakaria tadinya butuh waktu 54,00 untuk merampungkan nomor 400 meter, kini hanya butuh 52,12 detik.
Balkis juga menyampaikan, dukungan dari Pemerintah Provinsi NTB cukup besar. Selain penginapan, atlet yang akrab disapa Zaki itu disediakan makanan sesuai kebutuhan olahragawan dan sarana pendukung seperti sepatu khusus pelari, yakni sepatu running, jogging, serta spike.
“Agar bisa cocok bagi pelari, butuh waktu penyesuaian di kaki setidaknya 1,5 bulan,” kata Balkis dalam rilis yang diterima Kompas TV, Sabtu (8/4/2023).
Balkis menyebut, sebelum mengikuti pelatihan, Zaki telah menguasai teknik dasar lari. Sebelum dipersiapkan mengikuti SOWSG Berlin, Zaki telah dilatih oleh I Komang Budhagama selama bertahun-tahun. Ia juga disebut mampu menguasai peralatan berlatih dengan baik.
“Tugas saya tinggal memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ada,” kata Balkis.
Walaupun berstatus disabilitas intelektual, Zaki memiliki intelegensia 69, sehingga cukup mudah memahami instruksi dan aturan. Balkis menyebut atlet dengan intelegensia lebih rendah umumnya butuh pengulangan berkali-kali agar tidak mudah lupa.
Zakaria sendiri bukanlah atlet berkebutuhan khusus NTB pertama yang berpartisipasi dalam SOWSG. Sebelumnya, NTB pernah diwakili Sistyawati yang berlaga di SOWSG Shanghai 2007. Kemudian, NTB diwakili Agus Wiranata di SOWSG Athena 2011.
Agus Wiranata meraih dua medali perak dan satu perunggu dari perlombaan di lari nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.
Baca Juga: Atlet Disabilitas Bali Laga Di SOWSG 2023 Jerman
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV