> >

Fakta Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Bunuh 12 Pasiennya, Korban Dieksekusi saat Ritual Malam Hari

Jawa tengah dan diy | 5 April 2023, 10:59 WIB
Tersangka dukun pengganda uang Tohari (45) alias Mbah Slamet diminta menunjukkan lokasi kuburan di lahan miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023). (Sumber: FADLAN MUKHTAR ZAIN)

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah, bernama Tohari alias Mbah Slamet buka suara terkait kasus pembunuhan berencana yang dilakukan terhadap sejumlah pasiennya.

Pria berusia 45 tahun itu membeberkan modus bagaimana ia menghabisi para korbannya yang hingga saat ini jumlahnya mencapai 12 orang.

Baca Juga: Pengakuan Istri Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang: Suami Sering Kedatangan Tamu hingga Ditelantarkan

Mbah Slamet mengaku mengeksekusi 12 pasiennya di sebuah lahan perkebunan milik orang tuanya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Proses eksekusi korban, kata Mbah Slamet, dilakukan pada malam hari. Namun, biasanya Mbah Slamet bersama pasiennya yang menjadi target pembunuhan sudah pergi ke tempat eksekusi itu pada sore hari.

Sesampainya di tempat kejadian perkara atau TKP, Mbah Slamet berbincang-bincang dengan para korbannya. Barulah setelah malam tiba, Mbah Slamet melancarkan modusnya untuk membunuh korban.

Caranya, dengan mengadakan ritual terlebih dahulu sebagai bagian dari upaya penggandaan uang yang ternyata palsu.

Dalam ritual itu, Mbah Slamet memberikan minuman kepada para korbannya. Minuman yang diberikan tersangka itu ternyata mengandung racun potas dan obat penenang.

Baca Juga: Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Bunuh Pasiennya Pakai Racun Potas, Mengaku Kesal Ditagih Rp5 Miliar

"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam, baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," kata Mbah Slamet dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/4/2023).

Setelah meminumnya, Mbah Slamet menuturkan, korban akan tewas hanya dalam waktu lima menit. Setelah memastikan korban meninggal, Slamet lantas menguburnya.

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU