> >

WhatsApp Terakhir Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara: Ini Rumah Mbah Slamet, Hubungi Aparat

Jawa tengah dan diy | 3 April 2023, 20:47 WIB
Polisi memperlihatkan barang bukti dari tersangka dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Tohirin alias Mbah Slamet, Senin (3/4/2023). (Sumber: Kompas.com)

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Pesan terakhir lewat WhatsApp yang dikirimkan korban dari dukun pengganda uang Tohirin alias Mbah Slamet, berinisial PO (53) warga Sukabumi di Jawa Barat menjadi kunci pengungkapan kasus keji di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4/2023).

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengungkapkan korban PO pergi ke rumah tersangka, Tohirin alias Mbah Slamet, pada 20 Maret 2023.

"Korban pergi sendiri dengan mobil Wuling untuk bertemu Slamet. Dia tiba di rumah Slamet pada 23 Maret 2023," ungkap Hendri dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023) dikutip dari Kompas.com.

PO sempat melakukan komunikasi dengan anaknya melalui WhatsApp sesampainya di rumah Mbah Slamet.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Dokter di Nabire Ditangkap, Orangtua Korban Ragukan Tersangka sebagai Pelaku Utama

"Ini di rumah Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Jika ayah tak ada kabar hingga hari Minggu, datang ke lokasi bersama aparat," jelas Hendri menirukan pesan dari PO kepada anaknya.

Pada 24 Maret, ponsel PO tidak bisa dihubungi lagi.

"Ponsel korban sudah tidak aktif," tutur Hendri.

Anak Korban Melapor ke Polisi

Anak PO melaporkan kejadian tersebut ke polisi satu hari setelahnya atau 24 Maret 2023. 

Dengan informasi dari anak korban yang pernah mengunjungi rumah Mbah Slamet, polisi berhasil menangkap tersangka.

Baca Juga: Teka-Teki Kematian Janggal Bripka Arfan, Pihak Keluarga Curigai Ada Pembunuhan

"Tersangka kami tangkap di wilayah Pekalongan," ungkap Hendri.

Selanjutnya, tersangka menunjukkan lokasi jenazah PO di jalan setapak menuju hutan. Jenazah korban dievakuasi pada Sabtu (1/4/2023) malam.

Mbah Slamet membunuh korban karena merasa kesal terus-menerus ditagih.

"Korban telah menyerahkan mahar beberapa kali, tetapi harapan menggandakan uang tidak terwujud," kata Hendri.

Korban yang telah menyerahkan uang sebesar Rp70 juta terus menagih kepada tersangka.

"Tersangka kesal setelah berkali-kali ditagih. Kemudian tersangka memberikan minuman berisi potas kepada korban. Setelah itu, jenazah korban dikubur di jalan menuju hutan," jelas Hendri.

 

Penulis : Danang Suryo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU