Dampak Hujan Abu Merapi, Pemerintah Kabupaten Magelang Beri Alat untuk Bersihkan Lahan Pertanian
Update | 14 Maret 2023, 17:56 WIBMAGELANG, KOMPAS.TV - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memberikan alat pertanian bagi petani yang lahannya terdampak hujan abu vulkanik Gunung Merapi, Selasa (14/3/2023).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Romza Ernawan menerangkan abu vulkanik Merapi yang menutupi lebih dari 1.600 hektar lahan pertanian dan perkebunan warga harus segera dibersihkan agar dampaknya tak meluas.
Pihaknya menggelar Gerakan Bersama Pembina Kelompok Kegiatan yang terdampak untuk membersihkan tanaman dengan cara menyemprot dan menggoyangkan tanaman.
Untuk mendukung gerakan tersebut, pihaknya menyediakan sarana pertanian berupa penyemprot air manual dan elektrik sebanyak 40 unit untuk membantu Poktan atau petani yang lahannya terdampak abu vulkanik.
Alat-alat tersebut diserahkan kepada Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di wilayah terdampak.
"Kami koordinasi dengan Kementerian Pertanian dari Direktorat Hortikultura dalam rangka tindak lanjut," kata Romza, Selasa (14/3) dilansir dari Kompas.com.
Ia menambahkan, hujan yang mengguyur sejumlah wilayah terdampak telah membersihkan abu vulkanik dari gunung api di tengah Pulau Jawa itu di lahan pertanian dan perkebunan warga secara alami.
Baca Juga: Pantau Kondisi Merapi di Pos Babadan, Ganjar Sebut Warga Sekitar Sudah Paham Tanda Alam
"Hujan yang turun di beberapa wilayah terdampak setelah erupsi itu memberikan dampak positif karena dapat membersihkan abu yang menempel pada tanaman secara alami," imbuhnya.
Romza mencatat, hampir 1.662 hektar lahan pertanian dan perkebunan warga tertutupi abu vulkanik Merapi.
"Hasil rekapitulasi komoditas pertanian yang terdampak abu vulkanik Merapi ada 1661,8 hektar," ungkap Romza.
Hujan abu vulkanik Merapi tersebut menutupi sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan di Kabupaten Magelang.
Jenis komoditasnya berupa cabai, kobis, tomat, sawi hijau dan kopi," jelasnya.
Abu vulkanik akibat erupsi Merapi itu sebagian besar mengguyur wilayah Kecamatan Sawangan. Di wilayah ini setidaknya 1.185,8 hektar lahan pertanian dan perkebunan warga tertutupi abu vulkanik Merapi.
Baca Juga: Cuaca Panas di Yogyakarta Tak Dipengaruhi Erupsi Gunung Merapi, Ini Penjelasannya
Selain itu, lahan pertanian dan perkebunan seluas 476 hektar di Kecamatan Dukun juga mengalami dampak yang sama.
"Kami juga memilah data sesuai tingkat kerusakan untuk wilayah terdampak, yakni kategori dampak ringan seluas 370,5 hektar, sedang 1053 hektar dan berat 258,3 hektar," terang Romza.
Ia mengaku, pihaknya telah mengidentifikasi lahan dan melakukan survei kondisi lapangan yang terdampak abu vulkanik Merapi itu.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 12.13 WIB.
Peningkatan aktivitas vulkanik tersebut mengakibatkan turunnya hujan abu tebal di sejumlah wilayah, termasuk Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Boyolali.
Hingga saat ini, Selasa (14/3) Gunung Merapi masih berada di Level III atau berstatus Siaga.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Kompas.com