3 Cara Mengajarkan Anak agar Paham Perpisahan
Gaya hidup | 28 Februari 2023, 16:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Perpisahan adalah hal yang menyakitkan bagi siapa saja. Hal ini semakin menyulitkan jika kita telah melewati hal-hal bermakna dengan orang tersebut. Tentunya, diperlukan waktu yang tak sebentar untuk memproses dan menerimanya.
Namun, hidup masih terus berjalan dan setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Terkadang, anak-anak masih sulit untuk menerima konsep hidup ini. Itu sebabnya, diperlukan bantuan dari para orangtua untuk mengajarkan anak agar mereka mau menerima perpisahan.
Salah satu kisah seputar perpisahan ini diceritakan dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Perpisahan Ruru” dengan tautan dik.si/DopingPerpisahan. Dikisahkan Ruru ingin berpisah dengan teman-temannya, namun mereka masih tak rela melepaskan hewan lucu itu.
Lantas, bagaimana caranya mengajarkan anak agar mereka mengerti terhadap perpisahan?
1. Beri Ruang untuk Keluarkan Emosi Anak
Saat mengetahui ia akan berpisah, emosi anak pasti jadi tak terkendali. Sebagai orangtua, pahamilah bahwa kondisi ini pasti dialami oleh semua orang. Alih-alih membungkam mereka, validasi emosi yang mereka keluarkan.
Apabila anak menangis, berilah ruang dengan memeluk serta menenangkan mereka. Setelah itu, tanyakan bagaimana perasaan mereka. Jika sudah lebih tenang, orangtua bisa menjelaskan mengapa perpisahan bisa terjadi dan berikan solusi untuk menenangkan mereka.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak agar Menyayangi Hewan
Misalnya: Pasti kamu sedih sekali, ya, temanmu pergi? Tapi, kamu tak usah khawatir karena temanmu pergi ke tempat yang lebih baik. Nanti kita kunjungi dia sesekali, ya.
2. Buatlah Suatu Kenangan
Perpisahan bukan penghalang untuk kembali mengingat orang-orang yang pergi. Kini, anak bisa membuat catatan, kliping, foto, hingga video rekaman yang berisi memorinya bersama orang tersebut.
Misalnya, orangtua bisa memfotokan atau mengambil gambar video anak dengan temannya. Kemudian, buatlah catatan dalam kertas atau buku mengenai perasaan sang anak terhadap gambar tersebut.
Anak juga bisa memberikan catatan kenang-kenangan. Ini dapat dilakukan dengan menulis hal-hal yang berkesan pada orang tersebut. Kemudian, tanyakan juga alamat atau media sosial agar anak masih dapat berkomunikasi dengan mereka.
Saat bertukar pesan, anak juga bisa mengirimkan karya seninya, seperti gambar atau lukisan, untuk mengekspresikan perasaan mereka. Mintalah anak menggambar atau menulis sesuatu yang menggambarkan hari-harinya.
3. Jalin Komunikasi dengan Teman Lama
Di zaman yang penuh dengan teknologi ini, perpisahan bukanlah hal besar. Dengan bantuan teknologi, anak tetap bisa menjalin komunikasi dengan teman lamanya. Orangtua bisa mengatur panggilan telepon atau video.
Adanya bantuan ini pun membuat anak tak lagi khawatir jika mereka tak bisa berhubungan kembali dengan temannya.
Baca Juga: Manfaat Fabel bagi Perkembangan Karakter Anak
Melalui komunikasi ini pula, orangtua bisa menjadwalkan apabila anak ingin bertemu dengan teman lamanya secara tatap muka. Orangtua bisa berdiskusi dengan wali mereka terkait detail pertemuan.
Lantas, bagaimana dengan teman-teman Ruru? Apakah mereka berhasil menerima perpisahan Ruru?
Dengarkan kisah lengkapnya dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Perpisahan Ruru” dengan tautan dik.si/DopingPerpisahan.
Akses juga playlist-nya di YouTube Medio by KG Medio untuk mengetahui dongeng-dongeng lainnya yang tak kalah seru!
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV