> >

Kasus Covid-19 DKI Jakarta Disebut Naik tapi Terkendali

Update corona | 28 Februari 2023, 13:10 WIB
Virus Covid-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 memicu kekhawatiran para ilmuwan setelah virus penyebab Covid-19 itu menyebar cepat di Amerika Serikat pada Desember. (Sumber: Los Angeles Times)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan, kondisi kasus Covid-19 sangat terkendali meski ada kenaikan.

"Walaupun ada kenaikan kasus, tidak disertai kenaikan kematian dan perawatan rumah sakit yang signifikan," kata Kepala Seksi Surveilans Epedimiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama, Selasa (28/2/2023), dikutip dari Kompas.com.

Adapun kondisi saat ini masih perlu dipantau selama dua minggu ke depan.

 Menurut Ngabila, masyarakat Ibu Kota kemungkinan besar telah melalui puncak gelombang Kraken (XBB.1.5) pada 13-19 Februari lalu.

"Karena kadar imunitas yang tinggi dan cukup merata jadi alasan kenapa Kraken, BF.7, atau varian Omicron lainnya tidak berkembang dominan di Indonesia," tambah dia.

Baca Juga: 2 Kebijakan yang Harus Dicabut untuk Perubahan Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi

 Ngabila juga mengimbau masyarakat agar jangan panik. Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Apapun variannya, jangan panik. Cegah sakit dengan memakai masker di tempat padat, dan hindari interaksi dengan orang yang sedang sakit. Sakit pernapasan tidak hanya Covid-19, tapi ada flu, campak, TBC, dan lain-lain," pungkas dia.

Covid-19 varian Orthus

Sementara itu, sebanyak 34 kasus positif Covid-19 varian Orthrus atau Omicron subvarian CH.1.1 di ibu kota dinyatakan sudah sembuh.

"Semua sudah sembuh dan tidak ada yang meninggal atau dirawat di RS. Terakhir ditemukan positif PCR-nya tanggal 9 Februari dan sudah sembuh," terang Ngabila.

 

 Dari 34 total kasus tersebut, 21 orang berdomisili Jakarta dan 13 lainnya dari luar Jakarta.

Baca Juga: Covid-19 Varian Kraken di Indonesia Bertambah 4 Kasus, Total 6 Terdeteksi

"Ada 1 orang balita, 28 orang dewasa, dan 5 orang lansia," kata Ngabila.

Berdasarkan laporan, sebanyak 10 persen dari total pasien tersebut belum melakukan vaksinasi sama sekali. Sementara itu, 15 persen sudah vaksin dosis dua, dan sebanyak 75 persen sudah vaksin dosis tiga.

Lalu, 25 persen dari total tersebut juga tidak menunjukkan gejala.

"Kasus Orthrus pertama di DKI Jakarta positif PCR adalah pada 4 November 2022 dan sudah transmisi lokal. Butuh waktu 8-12 minggu untuk menjadi dominan," kata Ngabila.

"Kita lihat saat ini kondisi aman terkendali," tambah dia.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU