Banjir Jadi 'Kado' Ultah Solo: Gibran Minta Maaf hingga Status Tanggap Darurat Banjir
Peristiwa | 19 Februari 2023, 06:32 WIB"Yang jelas kita pastikan di tempat-tempat pengungsian untuk bahan-bahan, makanan, obat-obatan tersedia semua."
"Sekolah-sekolah, kelurahan-kelurahan kami gunakan semua untuk pengungsian, yang di jalan-jalan karena belum mendapat tempat. Tapi yang jelas di tempat-tempat yang sudah kita sediakan semuanya sudah lengkap dengan air bersih, makan, minum dan obat-obat," kata Gibran usai upacara Hari Jadi Solo ke-278, Jumat.
Baca Juga: BPBD Ungkap Penyebab Banjir di Solo: Curah Hujan Tinggi, Bukan akibat Waduk Gajah Mungkur
Status Tanggap Darurat Banjir
Pada Sabtu (18/2) kemarin, Kota Solo dan juga Kabupaten Sukoharjo ditetapkan dengan status Tanggap Darurat bencana banjir selama dua pekan ke depan sebagai bentuk kewaspadaan jika sewaktu-waktu terjadi luapan air.
Penetapan itu dilakukan seusai rapat koordinasi antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Kota Surakarta, dan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah.
”Statusnya (tanggap darurat) sudah dikeluarkan, baik oleh Bupati Sukoharjo (Etik Suryani) maupun Wali Kota Surakarta (Gibran Rakabuming Raka). Statusnya tanggap darurat dan ini berlaku 14 hari ke depan. Mudah-mudahan dalam waktu 14 hari ini sudah bisa tertangani,” kata Kepala BNPB Suharyanto, dikutip dari Kompas.id.
Suharyanto menyatakan, pihaknya juga berencana memberlakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) apabila cuaca ekstrem terjadi dalam kurun waktu yang lebih panjang.
Ia mengaku sudah menjalin koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) demi kebutuhan tersebut.
”Mudah-mudahan hari ini sudah bisa keluar status tanggap darurat dari Pemprov Jawa Tengah sehingga mungkin besok bisa kita lakukan TMC, yang terbukti bisa mengurangi dampak curah hujan akibat iklim yang diprediksi cukup lebat sampai 19 Februari 2023 ini,” katanya.
Banjir Mulai Surut
Adapun banjir di Kota Solo mulai surut sejak Sabtu pagi. Sebagian pengungsi pun memutuskan pulang ke rumah mereka.
Meski begitu, status Tanggap Darurat tetap diberikan karena masih ada ancaman cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga paruh akhir Februari.
Kini, jumlah pengungsi terhitung sekitar 140 orang di Gandekan, sekitar 200 orang di Joyotakan, dan sekitar 400 orang di Pucangsawit.
Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com, Kompas.id