Agincourt Resources Tanam 30.000 Bibit Mangrove untuk Lestarikan Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah
Berita daerah | 4 Februari 2023, 09:55 WIBTAPTENG, KOMPAS.TV - PT Agincourt Resources kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan lingkungan hidup. Kali ini, melalui kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pengelola Tambang Emas Martabe itu merambah perairan pantai dengan menanam 30.000 bibit mangrove di lahan seluas 10 hektare dan melepas puluhan ribu kerang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Area penanaman mencakup Kelurahan Kalangan, Kalangan Indah, dan Desa Aek Sitio-tio di Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah. Aksi tanam mangrove yang mengangkat tema “Dari Hati Untuk Bumi” digelar di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan pada Kamis (2/2), bertepatan dengan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetlands Day). Acara dihadiri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources Ruli Tanio mengatakan penanaman mangrove ini merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir di Tapanuli Tengah, kabupaten yang membentang di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera, dengan panjang garis pantai 200 kilometer. Ekosistem mangrove sebagai salah satu penopang wilayah pesisir diharapkan dapat menjadi area mencari makan, memijah, dan berkembangbiak berbagai jenis ikan dan udang, sekaligus habitat alami berbagai jenis fauna.
"Kami juga berharap aksi tanam mangrove ‘Dari Hati Untuk Bumi' dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," tutur Ruli. Menurutnya, penting membentuk ekosistem mangrove sebagai salah satu ekosistem pendukung kehidupan. Fungsi dan manfaatnya sangat beranekaragam bagi masyarakat sekitar kawasan, salah satunya meningkatkan peluang perekonomian warga Tapanuli Tengah yang sebagian bekerja sebagai nelayan.
"Kami perusahaan tambang yang area operasionalnya tidak berdekatan dengan pantai. Namun, kami sadar bahwa hutan mangrove merupakan sumber penjaga ekosistem perairan antara darat, pantai, dan laut dengan fungsi biologis, fisik, dan ekonomi yang besar bagi keberlangsungan hidup. Hal ini sejalan dengan kebijakan keberlanjutan kami," kata Ruli.
Sebagai bagian dari Grup Astra, upaya PTAR menggelar aksi tanam mangrove bertujuan mendukung Astra 2030 Sustainability Aspirations yang menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca Grup Astra Scope 1 dan 2 sebesar 30 persen. Hal ini sejalan dengan Nationally Determined Contribution (NDC) yang memuat komitmen negara untuk menetapkan target pengurangan emisi di Indonesia, salah satunya dengan cara membangun ekosistem mangrove.
Dalam aksi tanam mangrove “Dari Hati Untuk Bumi”, PTAR menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Lestari yang sudah membudidayakan bibit mangrove selama 3 tahun. Bibit yang disiapkan adalah bibit lokal jenis rhizophora siap tanam berusia 4-6 bulan di persemaian dengan tinggi bibit 50-80 sentimeter. Sedangkan bibit kerang yang disebarkan berjenis lokus dengan kondisi sehat dan segar. Jarak tanam bibit 1x3 meter, tetapi tergantung batas air laut surut. Penanaman direncanakan selama 2-3 bulan, sedangkan durasi pemeliharaan 2 tahun dan dapat diperpanjang.
Aksi pelestarian lingkungan terus digenjot PTAR dalam berbagai bentuk. Misalnya saja pada November 2022, PTAR menanam 1.000 bibit pohon produktif untuk menekan risiko luapan Sungai Garoga yang mengaliri Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan. Jenis pohon yang ditanam pun dapat dimanfaatkan warga, seperti durian, alpukat, mangga, dan trembesi.
Pada Juni 2022, PTAR melakukan kegiatan penanaman 200 bibit pohon di SMKN 2 Pertambangan Batangtoru. Kegiatan ini diiringi penyerahan 1.200 bibit pohon ke masyarakat sekitar area tambang di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
Ribuan bibit pohon ditanam PTAR setiap tahunnya. Terhitung sejak 2012, total bibit pohon yang sudah ditanam di banyak titik di dalam dan di luar area Tambang Emas Martabe mencapai lebih dari 41.000 bibit pohon, dengan potensi produksi oksigen sekitar 18 juta kilogram per tahun dan penyerapan gas karbon sekitar 1 juta ton per tahun.
Penulis : KompasTV-Medan
Sumber : Kompas TV