> >

Krisis Air Tawar di Gili Meno Disebut Lebih Parah, Warga: Air Sumurnya Sama Asinnya seperti Air Laut

Peristiwa | 8 Desember 2022, 07:40 WIB
Pantai berpasir putih di Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Krisis air tawar yang melanda Gili Meno disebut lebih parah kondisinya ketimbang di Gili Trawangan. 

Pasalnya, di gili atau pulau kecil yang terletak di antara Gili Trawangan dan Gili Air di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, PT Berkat Air Laut (BAL) jadi satu-satunya perusahaan penyuplai air tawar yang beroperasi.

Sementara, PT BAL menutup operasional dan menghentikan distribusi airnya pada para pelanggan di Gili Trawangan dan Gili Meno sejak Kamis (1/12/2022) pekan lalu.

Hingga Rabu (7/12) malam, pasokan air tawar dari PT BAL belum juga mengalir, baik ke para pelanggan di Gili Trawangan maupun di Gili Meno. 

Baca Juga: Polemik Air Bersih di Gili Trawangan, Warga: Tadinya Kami Antusias Sekali PDAM Masuk, Ternyata ...

Kondisi krisis air tawar yang memprihatinkan di pulau wisata Gili Meno itu diungkap oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa Gili Indah Hafizudin Harbi, yang ditunjuk mewakili warga Gili Meno untuk menyuarakan aspirasi mereka.

“Di Gili Meno, tidak ada satu sumur pun yang tawar. Tingkat keasinan airnya mungkin sama dengan air laut,” ujarnya dalam pertemuan antara warga dengan perwakilan Pemprov NTB di Gili Trawangan, Selasa (6/12) lalu.

Pertemuan antara pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan sejumlah warga di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, terkait krisis air tawar yang melanda Gili Trawangan dan Gili Meno, Selasa (6/12/2022). (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Kondisi memprihatinkan ini pun diamini seorang warga Gili Meno.

“Benar-benar kacau. Beberapa hotel sama sekali tak punya air. Beberapa tempat lainnya, beralih menggunakan air sumur,” ujar seorang warga asing penghuni Gili Meno yang menolak disebutkan identitasnya dalam pesan tertulis pada Kompas.tv, Selasa (6/12).

Untuk bertahan hidup sekaligus mempertahankan usahanya, ia pun beralih menggunakan air sumur atau membeli air tawar isi ulang dalam kemasan galon. 

“Di dive shop kami, kami terpaksa mencuci peralatan peralatan menyelam dengan air tawar galon agar peralatan tak cepat rusak,” terangnya merujuk kandungan garam dalam air laut yang bersifat korosif terhadap peralatan berbahan logam.

Baca Juga: Heboh Catcalling Gili Trawangan, Warga Ungkap Pengalaman Serupa: Saya Diludahi, Ujungnya Baku Hantam

Seusai pertemuan dengan perwakilan Pemprov NTB yang pula berkunjung ke Gili Meno pada Selasa (6/12) sore, ia menyebut mereka menjanjikan pasokan air tawar dari PT BAL akan kembali dialirkan pada keesokan harinya. Namun, pada Rabu (7/12), janji itu tak jua berwujud.

“Mereka berjanji mengalirkan air BAL pagi ini. Tapi tak ada air. Hawa di pulau ini sungguh panas, dan tak cuma panas dari matahari,” ujarnya pada Rabu (7/12).

Sebagai informasi, sejak 1 Desember lalu, pasokan air tawar dari PT BAL diputus mendadak. Adapun pemutusan pasokan air tawar itu dilakukan berdasarkan surat permintaan penutupan dan penghentian kegiatan operasi dan distribusi air ke pelanggan dari PT Gerbang NTB Emas (GNE) selaku badan usaha milik daerah yang bermitra dengan PT BAL. 

Dalam surat bertanggal 1 Desember 2022 itu, Direktur Utama PT GNE Samsul Hadi menyebut, penghentian kegiatan operasi PT BAL itu terkait dengan upaya hukum ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi NTB tentang pencabutan izin pengambilan air tanah PT GNE tanggal 1 November 2022.

Sementara, perusahaan penyuplai air tawar yang baru beroperasi sejak awal tahun 2022, perusahaan daerah air minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung yang bermitra dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) menuai penolakan dari sejumlah warga lantaran menerapkan tarif pemasangan meter air yang dinilai memberatkan warga.

 

 

 

 

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU