Roti Bakar Pisang Santa: Hadang Pandemi dengan Inovasi
Gaya hidup | 5 Desember 2022, 14:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bisnis merupakan kemampuan yang bisa semua orang miliki. Pasalnya, semua orang mempunyai kesempatan yang sama jika ingin mulai berbisnis.
Adanya pandemi juga membuat banyak orang terdampak pekerjaannya yang ditandai dengan pemutusan hubungan kerja. Akhirnya, mereka pun harus memutar otak agar tetap mendapat pemasukan. Itu sebabnya, banyak orang yang membuka usaha sendiri.
Pandemi juga membawa dampak signifikan pada bisnis yang sudah berdiri sebelumnya. Salah satunya adalah Roti Bakar Pisang Santa yang berdiri pada 2019, tepat beberapa bulan sebelun pandemi Covid-19 melanda.
Dalam siniar CUAN bertajuk "Roti Bakar Pisang Santa" yang dapat diakses melalui dik.si/CUANSanta, Eudia Sijabat, sang founder, mengatakan kalau hal ini cukup mengguncang bisnisnya.
Pasalnya, outlet pertama mereka terletak di kawasan SCBD yang ramai gedung-gedung perkantoran. Di sisi lain, kantor-kantor itu banyak yang sudah mengomandokan karyawannya untuk WFH (Work From Home).
Eudia pun menjelaskan, “Dah gitu, Santa juga itu number one income-nya dari kantor karena orang-orang yang di SCBD tuh suka banget beli roti kita, gitu,” Alhasil, pendapatan mereka pun cukup terdampak.
Namun, Eudia dan teman-temannya langsung mengambil langkah preventif, yaitu menyesuaikan operasional agar bisnisnya mampu bertahan. Pasalnya, saat bisnisnya masih berjalan, bahkan karyawan harus bekerja ekstra sampai dua shift dalam sehari.
Baca Juga: Pengaruh Korean Wave terhadap Strategi Pemasaran
Akhirnya, Eudia pun mengurangi jam operasional dan ada beberapa pengurangan karyawan. “Memang painful sih, ya tapi itu salah satu tindakan yang harus kita ambil biar bisa tetep strive.”
Menjamurnya Bisnis di Masa Pandemi
Pandemi membuat semua orang harus mencari cara untuk bertahan hidup. Itu sebabnya, banyak orang yang mulai membuka usaha rumahan saat masa pandemi. Tentunya, bertambahnya bisnis ini akan membuat bisnis lainnya mendapat pesaing.
Hal ini pula yang dirasakan Eudia. Namun, ia justru senang meskipun kompetitor semakin banyak. Ia justru tak ambil pusing akan hal ini, “Gua lebih fokus ke dagangan sendiri sih. Apa yang gua harus dibedain, apa yang harus gua kasih lebih supaya tetep banjir orderan.”
Itu sebabnya, ia selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan dengan melakukan quality control setiap minggunya. Ia melakukannya dengan memesan produk lewat ojek online secara anonim agar karyawan tak memodifikasi rasanya.
Menggaet Konsumen dengan Influencer
Tak bisa dimungkiri kalau influencer kini memiliki peran penting untuk meningkatkan brand awareness. Biasanya, mereka membuka endorse agar produk itu bisa dipromosi. Hal ini pula yang dilakukan Eudia.
Sayangnya, beberapa brand justru meminta influencer agar selalu memberikan komentar positif terhadap produknya. Namun, hal ini berbeda dengan Eudia yang meminta para influencer memberikan ulasan secara jujur.
“Kita kontak dengan temen-temen influencer dan bilang 'tolong review secara real, yah',” tekannya.
Apabila influencer itu masih merasa kurang, Eudia menganggapnya sebagai tantangan untuk mengembangkan produk menjadi lebih baik lagi. Baik itu dari segi rasa atau packaging.
Baca Juga: 4 Tips Mulai Berinvestasi dari Profesional
Berkat usahanya itulah kini Roti Bakar Pisang Santa telah memiliki lebih dari lima outlet di sekitar Jabodetabek. Lantas, apa yang dipertimbangkan Eudia sebelum membuka franchise?
Yuk, langsung aja dengerin jawabannya dalam siniar CUAN episode "Roti Bakar Pisang Santa" yang dapat diakses melalui dik.si/CUANSanta.
Di sana, ada banyak pula informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV