> >

Antisipasi Bangunan Roboh, Siswa SD di Bantul Belajar di Kelas Darurat

Berita daerah | 11 November 2022, 15:24 WIB
Siswa SD Negeri 3 Bantul terpaksa belajar di kelas darurat. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Siswa SD Negeri 3 Bantul terpaksa belajar di kelas darurat. Dua ruang kelas di sekolah itu mengalami kerusakan dan bisa roboh sewaktu-waktu.

Ruang kelas yang mengalami kerusakan adalah 1A dan 1B. Kelas darurat dibuat dengan memanfaatkan lahan parkir.

Biasanya areal itu dipakai untuk parkir sepeda siswa. Sekolah darurat beratapkan asbes dan supaya tidak silau celah pagar sekolah ditutup dengan spanduk.

Baca Juga: 7 SD di Bantul Berpotensi Roboh, Disdikpora Minta Para Kepala Sekolah Lakukan Hal Ini

Ruang kelas darurat dipisahkan oleh sekat papan. Kipas angin dipasang untuk memberi kenyamanan siswa.

Kendati demikian, atap asbes yang semi terbuka, tetap membuat terik matahari terasa. Belum lagi jika hujan, air masuk ke ruang kelas tersebut.

Menurut Kepala SD Negeri 3 Bantul Sumaryatun, hampir semua bangunan rawan karena usianya sudah lebih dari 20 tahun. Namun, yang terparah ada di dua ruang kelas itu.

“Rusaknyaterutama balungan yang rapuh dimakan rayap, kuda-kuda, usuk juga rapuh, dan sebagian disangga dengan kayu,” ujarnya, Jumat (11/11/2022).

Kerusakan dua ruang kelas itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Hari demi hari, kondisinya makin parah.

Ia juga sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan DAK (dana alokasi khusus) untuk memperbaiki sekolah. Namun, belum ada respon dari pemerintah.

 

Sementara, BOS hanya bisa digunakan untuk perawatan saja, dan bukan untuk merenovasi karena itu memerlukan biaya yang cukup besar.  

Selama belum ada perbaikan, sekolah mengupayakan anak-anak tidak jenuh saat belajar di kelas darurat, yakni dengan membuat semua kelas bergiliran belajar di ruang kelas darurat tersebut. Hal ini bisa menumbuhkan rasa toleransi dan empati antar sesama warga sekolah.

Selain kelas 1A dan 1B yang masing-masing memiliki jumlah siswa 26 anak,  kelas lain yang sempat merasakan belajar di ruang kelas darurat adalah kelas 5A.

Salah satu siswa kelas 5A, Aiska Fainara (11) merasa kepanasan saat belajar di ruang kelas darurat. Ia pun jadi sulit berkonsentrasi dalam belajar.

“Walaupun ada tiga kipas tetap panas, suaranya bercampur jalanan, kemarin juga ada suara gilingan padi,” ucapnya.

Baca Juga: Terungkap, Pelaku Pencabulan Anak SD di Bantul Ternyata Residivis Kasus Serupa

Selain SD Negeri 3 Bantul, Sekolah lain yang mengalami kerusakan cukup parah adalah SD Negeri Sawit Panggungharjo, Sewon. Atap sekolah terlihat melengkung.

“Kondisi sekolah memang sudah waktunya untuk direnovasi. Namun yang sangat terlihat membahayakan adalah bubungan di atas kelas 5,” tutur Kepala SDN Sawit, Sumartinah.

Untuk sementara waktu, ruang kelas 5 dikosongkan dan siswanya menempati ruangan yang sebelumnya digunakan untuk aktivitas ekstrakurikuler dan ruang kelas 4 yang berada di sebelahnya tetap berfungsi.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU