Keganjilan dari Tragedi KM Cantika 77, Dugaan Manipulasi Data Manifes Hingga Kronologi
Peristiwa | 27 Oktober 2022, 16:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Terbakarnya kapal fery Express Cantika 77 di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur memunculkan desakan kepada pemilik kapal untuk bertanggungjawab. Pasalnya, dari kejadian itu telah memakan 18 korban.
Senin (24/10/2022) pagi, kapal Express Cantika 77 bersandar di Pelabuhan Tenau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Kapal itu akan berlayar ke utara menuju Pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor dengan waktu tempuh sekitar lima jam.
- Melebihi kapasitas
Melansir dari Kompas.id, batas toleransi kapal maksimum 150 orang. Adapun data manifes yang diserahkan pihak kapal kepada otoritas pelabuhan sebanyak 177 orang yang terdiri dari 167 penumpang dan 10 awak kapal.
Fakta bahwa ada perbedaan jumlah penumpang dengan data manifes menunjukkan adanya pelanggaran yang dilakukan banyak pihak mulai dari operator kapal hingga otoritas pelabuhan.
- Manipulasi data
Insiden ini pun turut membuka praktik manipulasi data penumpang yang dilakukan operator kapal, serta minimnya pengawasan dan ketegasan otoritas pelabuhan. Operator kapal sengaja mengurangi data jumlah penumpang untuk menghindari kewajiban membayar pajak kepada negara.
Melihat, jumlah yang ikut dalam pelayaran jauh lebih banyak daripada data manifes. Saat kejadian, tim SAR mengevakuasi 14 korban tewas dan 312 korban selamat. Keesokan harinya ditemukan lagi tiga korban tewas.
“Korban yang belum ditemukan sembilan orang,” kata Saidar R Jaya, Kepala Seksi Operasi dan Kedaruratan Kantor SAR Kupang. Kemudian pada Rabu malam, (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT), menemukan satu lagi jenazah korban terbakarnya Kapal Express Cantika 77.
"Korban ini ditemukan oleh petugas patroli Polair tadi malam," ujar Isyak Nuka, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Update Kebakaran Kapal Cantika 77: Korban Tewas Jadi 18 Orang, Tim SAR Gabungan Perluas Pencarian
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, yang berlatar belakang pengusaha, mengendus adanya praktik manipulasi data manifes kapal tersebut.
“(Semua yang terlibat) Nanti dipanggil, diperiksa, diproses sehingga ke depan tidak terjadi lagi seperti ini,” ujarnya yang meminta perhatian aparat penegak hukum agar mengusut tuntas.
- Tak semua kebagian tempat duduk
Pada manifes tertulis 167 penumpang dan 10 awak kapal, tetapi kenyataannya, total mereka yang berlayar sebanyak 329 orang. Tak heran jika tak semua penumpang kebagian tempat duduk.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id/Kompas.com