Uluran Pembaca Kompas untuk Dunia Lansia yang Lebih Terang
Sosial | 27 Oktober 2022, 04:55 WIBMOJOKERTO, KOMPAS.TV - Sebanyak 55 lansia penderita katarak di Kabupaten Mojokerto kini bisa melihat dunia dengan lebih terang. Mereka dalam tiga hari ini bergiliran menjalani operasi katarak gratis berkat bantuan pembaca lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Senyum cerah menghiasi wajah Fabilah (52). Pengajar di Taman Pendidikan Al Quran (TPA) di Dusun Banci Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, itu senang bisa mendapatkan layanan operasi katarak gratis, Senin (24/10/2022). Ia berharap bisa kembali mengajar anak-anak di Taman Pendidikan Al Quran di desanya usai kondisi matanya kembali pulih.
Bagi Fabilah bantuan operasi katarak sangat berarti karena selama tujuh bulan ini ia harus bergulat dengan persoalan “kabut” di matanya. “Saya sudah ke puskesmas untuk berobat dan dianjurkan untuk operasi katarak. Waktu tanya-tanya saya kaget karena biaya operasi bisa Rp6 juta sekali operasi di satu mata,” kata Fabilah saat ditemui di RSUD RM Basoeni Kabupaten Mojokerto.
Tingginya operasi katarak sempat memupus harapan Fabilah untuk bisa mengajar kembali di TPA. Namun sepekan yang lalu ia diberi tahu petugas di kantor desa bahwa akan ada operasi mata gratis.
“Alhamdulillah ada kesempatan. Saya niatkan agar bisa mengajar lagi anak-anak TPA,” kata Fabilah yang berpenghasilan 300.000 setiap bulan dari TPA.
Baca Juga: YDKK Gelar Operasi Katarak Gratis di Perbatasan Timor Leste
Kegembiraan juga tergambar dari mata Khamim (73) warga Desa Sambeng, Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Ia berhasil menjalani operasi katarak dengan lancar, Senin (24/10) siang.
Saat ditemui di ruang pasien RSUD Prof Dr Soekandar, ia masih mengenakan baju dan topi penutup operasi dengan mata kanan yang masih diperban. Namun ia sudah bisa duduk dan bersiap dijemput anaknya bersepeda motor untuk pulang ke rumah.
Khamim tak menyangka operasi matanya hanya berjalan sekitar 15 menit tanpa rasa sakit. Ia bahkan bisa tertawa lepas mendengar gurauan petugas medis yang mendampinginya. “Jangan dikucek-kucek ya pak matanya, kalau kucek baju boleh,” pesan petugas medis itu.
Bagi Khamim, kata operasi yang menyeramkan ternyata tak seseram pikirannya. “Saya sempat tegang tapi ternyata ini melegakan,” katanya.
Ia berharap usai dioperasi ia tak kesulitan lagi membedakan Hanifah (20) dan Adel (18) cucu-cucu kesayangannya yang kerap tertukar.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati berterima kasih atas bantuan pembaca Kompas yang disalurkan lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) untuk Bakti Sosial Percepatan Penanggulangan Katarak. Menurut Ikfina, selama ini katarak menjadi persoalan yang banyak disandang para lansia. Kualitas hidup mereka bisa menurun bahkan berubah drastis usai terkena katarak.
“Jika ada anak dan cucu yang bisa membantu lansia yang berpenglihatan kabur ya syukur, namun terkadang tidak ada yang bisa membantu. Jadi (katarak) ini bisa mengganggu kehidupan mereka,” kata Ikfina saat membuka Bakti Sosial Percepatan Penanggulangan Katarak yang diselenggarakan oleh YDKK dan Pemkab Mojokerto, Senin (24/10) di RSUD RM Basoeni.
Oleh karena itu ia menggandeng berbagai pihak untuk turut membantu menuntaskan persoalan itu termasuk YDKK. Saat ini operasi katarak gratis YDKK di Mojokerto dilakukan di dua rumah sakit di Kabupaten Mojokerto yakni RSUD RM Basoeni dan RSUD Prof Dr Soekandar.
Baca Juga: YDKK Bersama Kemensos Gelar Operasi Katarak Gratis di Lombok Timur
Direktur Program Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Ninuk Mardiana Pambudi yang hadir dalam pembukaan bakti sosial itu mengatakan operasi katarak gratis menjadi salah satu program kesehatan YDKK. YDKK selama ini juga bergerak dalam misi sosial bencana alam dan program pendidikan.
Sebelum diadakan di Mojokerto, Juli lalu, YDKK juga mengadakan operasi katarak gratis di Lombok Timur dengan peserta 346 lansia. Pada September lalu, operasi katarak juga dilakukan di perbatasan Timor Leste dengan jumlah peserta 100 lansia.
“Kami juga membuka kesempatan yang sama bagi warga Mojokerto. Bapak ibu tidak perlu khawatir ikut operasi katarak karena ditangani oleh para dokter ahli di RSUD di Mojokerto,” kata Ninuk yang juga didampingi oleh Direktur Kerjasama Antarlembaga Harian Kompas Rusdi Amral.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mojokerto sekaligus Plt Direktur RSUD RM Basoeni Ulum Rokhmat mengakui warga penderita katarak masih takut untuk menjalani operasi.
Dinkes Kabupaten Mojokerto mendata ada 600 warga yang menderita katarak, namun tak semuanya mau dioperasi walau tanpa biaya. Sebagian masih menganggap operasi sebagai hal yang menakutkan. Sebagian lagi ternyata tak lolos skrining kesehatan sebagai syarat untuk dioperasi katarak.
Sebanyak 55 pasien yang akan dioperasi pekan ini misalnya, ada dua yang belum dipastikan lolos dengan alasan kondisi kesehatan.
Ulum mengatakan warga tak perlu takut operasi karena di RS RM Basoeni dan RSUD Soekandar mereka memakai peralatan canggih yang aman dan memungkinkan pasien bisa langsung pulang hari itu juga usai operasi. Operasi ini juga membantu lansia agar bisa kembali melihat kembali dunia dengan jernih.
Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV