> >

Respon Cepat Polri di Gempa Tapanuli Utara

Berita daerah | 18 Oktober 2022, 11:03 WIB
Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak menemui warga terdampak gempa bumi dan memberikan motivasi penguatan. (Sumber: Humas Polda Sumut)

TAPANULI UTARA, KOMPAS.TV - Tanggal 1 Oktober 2022, salah satu hari yang membuat sedih bagi masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Sekitar pukul 02.28, Gempa Bumi dengan berkekuatan 6,0 Magnitudo, mengguncang Kabupaten Tapanuli Utara. Gempa yang kuat ini, juga dirasakan masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Toba.

Tidak hanya sekali, dalam rentang waktu 24 jam, terjadi hampir seratus kali gempa-gempa susulan dengan intensitas yang lebih lemah. Dilaporkan, ratusan rumah warga, puluhan rumah ibadah dan belasan fasilitas umum mengalami kerusakan, baik kerusakan parah, sedang maupun rendah.

Polri langsung bertindak cepat. Dinihari itu juga, Mobil patroli dari Polres Tapanuli Utara, langsung melakukan patroli dan berkeliling untuk menghimbau masyarakat agar untuk tetap waspada dan berlindung di tempat yang lebih aman. Tidak hanya Tapanuli Utara yang bersedih, namun seluruh Indonesia.

Kapolres Tapanuli Utara, AKBP Johanson Sianturi juga melakukan respon cepat. Siaran langsung melalui siaran televisi diterima dengan baik, termasuk untuk Kompas TV. Dalam laporannya, Kapolres menjelaskan akibat dampak dari Gempa Bumi, ada satu orang warga yang meninggal dunia yang mengalami riwayat penyakit jantung selama ini dan panik saat terjadinya gempa. Beliau langsung memberikan keterangan yang jelas, yang bisa didengar seluruh masyarakat yang sedang menonton Televisi. Agar masyarakat yang memiliki keluarga di Tapanuli Utara, mengetahui kondisi terkini pasca terjadi gempa.

"Hingga saat ini personil melakukan proses evakuasi maupun penanganan, penyelamatan dan pengobatan terhadap korban korban akibat gempa. Data yang kami himpun hingga 04.30 WIB, satu orang meninggal dunia dan enam orang luka luka baik luka berat maupun luka ringan. Penanganan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung," ujar Kapolres kepada Kompas TV melalui laporan secara langsung.

"Ada beberapa rumah serta bangunan yang sudah dilaporkan mengalami kerugian dalam artian retak dan roboh di bagian depan maupun beberapa bagian lainnya seperti gereja di (Kecamatan) Parmonangan lalu bagian rumah masyarakat, saat ini sedang kami inventarisir. Untuk korban, kami evakuasi ke Fasilitas Kesehatan terdekat. Saat ini kami sedang berdampingan dengan Forkopimda yaitu Bupati dan Kodim untuk melakukan evakuasi korban maupun pembersihan terhadap puing puing, pohon tumbang serta membantu terhadap tiang listrik yang tumbang, dimana pagi hari ini listrik masih padam," lanjut AKBP Johanson Sianturi menjelaskan situasi terkini, sekitar tiga jam pasca terjadinya gempa pertama.

Tidak hanya itu, personil Polri dan TNI langsung bekerja di tengah tengah masyarakat yang terdampak akibat Gempa Bumi. Ratusan personil polisi termasuk personil Brimob, hari itu juga berangkat ke Tapanuli Utara. Termasuk Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Polisi Panca Putra Simanjuntak yang langsung berangkat ke lokasi.

Di Tapanuli Utara, Kapolda mendatangi Pasar Sarulla di Kecamatan Pahae Jahe yang mengalami kebakaran. Delapan belas kios di Pasar Sarulla terbakar, diduga akibat sambungan arus pendek akibat dari Gempa. Namun, Kapolda akan memastikan langsung penyebab kebakaran, dengan menurunkan tim Inafis ke lokasi kejadian.

"Kita belum bisa pastikan (kebakaran) akibat gempa atau tidak. Karena kebakaran terjadi pukul 05.00 WIB, sedangkan gempa pukul 02.28 WIB. Mohon waktunya, karena tim Inafis Polda bersama Polres Tapanuli Utara sedang bekerja untuk menyelidiki (penyebab kebakaran)," ujar Kapolda kepada awak media setelah melakukan pengecekan di RSUD Tarutung.

Tak sampai situ, Kapolda juga mendatangi Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung, yang menjadi tempat perawatan medis bagi warga yang terdampak gempa bumi. Kapolda tampak didampingi oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Kapolres Tapanuli Utara dan unsur Forkopimda. Kapolda memastikan, bahwa pelayanan medis tetap berlanjut, walaupun perawatan harus dilakukan di tenda darurat di depan Rumah Sakit.

Penulis : KompasTV-Medan

Sumber : Kompas TV


TERBARU