Khofifah Minta Fakultas Psikologi di Malang Raya Bantu Trauma Healing Penyintas Tragedi Kanjuruhan
Peristiwa | 5 Oktober 2022, 05:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar seluruh fakultas psikologi di berbagai perguruan tinggi yang ada di Malang Raya membantu pemulihan mental atau trauma healing penyintas tragedi Kanjuruhan.
“Saya ingin kampus di Malang Raya, yang memiliki fakultas psikologi untuk bisa turun membantu trauma healing, karena saya menemukan orang tua, tidak hanya ibunya tapi juga ayahnya (korban tragedi Kanjuruhan), yang kelihatan beban psikologisnya cukup berat,” kata Khofifah di Sapa Indonesia Malam, Selasa (4/10/2022).
Ia mengaku menyaksikan secara langsung kondisi orang tua Syahrullah, korban meninggal akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, ketika melakukan takziah.
“Sore ini saya takziah sekaligus ke makam, ini almarhum Syahrullah, ibu bapaknya kelihatan sekali bebannya cukup berat,” ujarnya.
Baca Juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Ada 131 Korban Meninggal, 6 Orang Langsung Dimakamkan Tak Tercatat di RS
Khofifah mengatakan, ibu Syahrullah lemas dan pingsan ketika menceritakan bagaimana anaknya berpamitan untuk meninton pertandingan Arema FC dengan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) namun kembali ke rumah dalam keadaan tak bernyawa.
Selain itu, Khofifah juga memerintahkan Wali Kota Malang untuk memberikan trauma healing kepada Alfiansyah, anak yang menjadi yatim piatu setelah kedua orangtuanya meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Alfiansyah bahkan mengaku menyaksikan ayah dan ibunya terinjak-injak di dalam kerumunan penonton yang berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan saat terjadi tembakan gas air mata.
“Kedua orangtuanya meninggal dan Alfiansyah ini melihat bagaimana kedua orangtuanya berada pada suasana berdesakan dan terinjak,” ujarnya.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Khofifah Sebut Pemprov Mulai Salurkan Santunan Rp10 Juta untuk Korban Meninggal
“Saya minta wali kota supaya tim trauma healing disiapkan segera, jadi saya masih melihat bagaimana kondisi fisik anak, kondisi psikologis, saya rasa titik-titik tertentu kita bisa mendeteksi,” jelasnya.
Ia pun meminta seluruh kampus yang memiliki fakultas psikologi di Malang Raya untuk membantu para penyintas dan keluarganya mengatasi trauma atas tragedi Kanjuruhan.
“Karena korbannya cukup banyak, maka memang fakultas psikologi di Malang Raya saya minta ikut membantu proses trauma healing untuk keluarga korban ini,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, total korban meninggal dunia atas kericuhan di Stadion Kanjuruhan sebanyak 131 orang. Sekitar 33 di antaranya merupakan anak-anak.
Baca Juga: Anak Yatim Piatu Akibat Tragedi Kanjuruhan Difasilitasi Polri untuk Wujudkan Cita-Cita Jadi Polisi
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV