DNA Mayat Terbakar Tanpa Kepala di Semarang Dikirim ke Jakarta, Alat Polda Jateng dalam Pemeliharaan
Kriminal | 12 September 2022, 15:49 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV – Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) mengirim Deoxyribonucleic acid atau DNA mayat terbakar tanpa kepala, ke Jakarta.
Mayat terbakar tanpa kepala tersebut diduga Iwan Boedi Prasetjo, pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes M. Iqbal Alqudusy menjelaskan alasan pengiriman DNA mayat itu ke Puslabfor Mabes Polri Jakarta.
"Tempat pencocokan DNA di Puslabfor Mabes Polri lantaran alat yang dimiliki Polda Jateng dalam pemeliharaan," dalihnya saat dikonfirmasi, Senin (12/9/2022), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Fakta-Fakta Penemuan Mayat Terbakar Tanpa Kepala di Semarang, Papan Nama hingga Bekas Siraman Bensin
Ia memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pencocokan DNA mayat tanpa kepala itu sekitar dua pekan.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk bersabar menunggu informasi selanjutnya.
"Kami kirim ke Jakarta perkiraan bisa sampai dua minggu," ujarnya.
Kabid Humas menambahkan, pihaknya juga sudah mendalami terkait kesamaan pegawai Bapenda Kota Semarang yang hilang dengan penemuan mayat di Kawasan Pantai Marina.
"Keluarga, saksi hingga rekan kerja yang bersangkutan kita sudah mintai keterangan," kata Iqbal.
Pihaknya juga telah memeriksa kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi penemuan mayat, untuk menelusuri kasus itu.
"Alat bukti berupa CCTV juga kita periksa," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, mayat yang ditemukan di Kawasan Pantai Marina Semarang diduga korban pembunuhan.
"Pada prinsipnya, kita untuk awal sudah mendapatkan kemungkinan diduga adalah korban pembunuhan," jelasnya beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, ditemukan bekas-bekas penganiayaan di tubuh korban, selain itu juga ada bekas siraman bensin yang diduga bukan dilakukan oleh korban.
Baca Juga: Warga Temukan Mayat Tanpa Kepala di Kawasan Hutan Mangrove, Diduga Nelayan yang Hilang
"Kenapa dikatakan penganiayaan? Karena di situ tersiram ada bekas-bekas bensin," ungkapnya.
Ditanya soal dugaan korban merupakan pegawai Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang Iwan Budi Paulus, dia mengaku belum bisa menjawab.
"Tentu saja ini kita masih harus dibuktikan melalui dokter forensik. Dari situ akan terbukti benar atau tidak," paparnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto
Sumber : Kompas.com