> >

Sampah Antariksa Roket Tiongkok Jatuh di Indonesia, BRIN: Tak Bisa Diantisipasi

Peristiwa | 2 Agustus 2022, 17:06 WIB
Puing sampah antariksa roket milik Tiongkok Long March 5B yang jatuh di salah satu lahan warga di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sampah antariksa dari serpihan roket milik Tiongkok Long March 5B jatuh di wilayah Indonesia dan ditemukan pada Senin (1/8/2022).

Serpihan roket yang meluncur dari Situs Peluncuran Luar Angkasa Wentian di Hainan pada Minggu (24/7/2022) itu ditemukan di salah satu lahan warga di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

"Kemarin itu, kira-kira jam lima sore saya ke sini mau lihat-lihat kebun, sampai di kebun saya melihat ada bongkahan besi," kata pemilik lahan yang tertimpa serpihan roket itu, Yulius Thalib kepada KOMPAS TV, Selasa (2/8/2022).

Ia mengaku tidak bisa menduga besi yang ia temukan di kebunnya itu, sehingga mengira ada orang yang sengaja meletakkannya di lahannya.

"Katanya roket Tiongkok, saya bilang mungkin itu barang yang jatuh ada bongkahannya di tengah kebun saya," jelasnya setelah mendapatkan informasi dari media.

Baca Juga: Puing Roket China Seberat 25 Ton akan Jatuh ke Bumi, Bisa Jadi di Indonesia?

Sementara itu, Profesor Riset Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan, sampah antariksa merupakan bekas roket atau puing-puing roket yang sudah tidak berfungsi tapi masih mengorbit atau mengelilingi bumi.

"Kebetulan, sampah antariksa badan roket yang berkode CZ5B ini lintasan terakhirnya itu melewati samudera Hindia, kemudian Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat," kata Prof Thomas di Kompas Siang KOMPAS TV, Selasa (2/8/2022).

Suatu saat sampah antariksa yang mengelilingi bumi akan jatuh. Menurut Prof Thomas, serpihan roket atau sampah antariksa lain juga berpotensi jatuh di berbagai titik di seluruh dunia.

"Indonesia sudah beberapa kali kejatuhan sampah antariksa, di Gorontalo, Lampung, Bengkulu, Madura, sampai dengan Sumatera Barat, dan terakhir di Kalimantan Barat," jelas dia.

Prof Thomas juga menjelaskan, sampah antariksa tidak terkendali, sehingga pihaknya di pusat riset antariksa hanya dapat memantau.

"Memang tidak bisa diantisipasi, tetapi dari segi kemungkinan untuk mengenai pemukiman atau membahayakan manusia itu memang kecil sekali," pungkas dia.

Baca Juga: Serpihan Roket yang Diduga Milik Tiongkok Ditemukan di Perkebunan Warga di Kalimantan Barat

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU