Terungkap, Otak Penyerangan KKB yang Membunuh 11 Warga Sipil di Nduga Ternyata Pecatan TNI
Kriminal | 21 Juli 2022, 10:08 WIBPAPUA, KOMPAS.TV - Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani mengungkap otak penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menewaskan 11 warga sipil di Kampung Nogoloid, Kabupaten Nduga, Papua.
Menurut Kombes Faizal, terdapat dua orang yang berperan sebagai otak penyerangan KKB terhadap warga sipil pada Sabtu, 16 Juli 2022 tersebut.
Baca Juga: Janji Penjabat Bupati Nduga saat Minta Maaf ke Keluarga Korban Penembakan KKB
Pertama, pimpinan KKB yang tak lain adalah Egianus Kogoya. Kedua, Yotam Bugiangge, bekas anggota atau pecatan TNI AD yang bertugas di Batalion Infantri 756/MWS dengan pangkat prajurit dua atau prada.
Diketahui, Yotam sebelum kabur saat bertugas di Kompi Senapan C di Senggi, Kabupaten Keerom, Papua.
Ia kabur saat mendapat tugas jaga pada 17 Desember 2021 dengan membawa senjata organik TNI, SS1 V1 kaliber 5,56 mm buatan PT Pindad (Persero).
Kombes Faizal menjelaskan pihaknya mengetahui otak penyerangan tersebut setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Baca Juga: Olah TKP Penembakan di Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya Pemimpin KKB Diduga Ikut dalam Serangan
Dari upaya tersebut, Faizal menambahkan, bahwa Prada Yotam dilaporkan bergabung dengan kelompok bersenjata di Papua pimpinan Egianus Kogoya untuk menyerang warga sipil.
"Memang benar ada laporan bekas prajurit TNI ikut bergabung dengan KKB menyerang warga sipil hingga menewaskan 10 orang di Nogoloid, Sabtu (16/7)," kata Kombes Faizal melalui keterangannya yang dikutip pada Kamis (21/7/2022).
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan menyelidiki kasus penyerangan yang terjadi Kampung Nogolaid, Kabupaten Nduga.
Baca Juga: PGI Minta Pemerintah Buat Tim Investigasi Independen Usut Penyerangan KKB di Nduga Papua
“Kekerasan yang dilakukan KKB sudah menimbulkan korban jiwa. Dan tidak ada seorang pun yang boleh menghilangkan hak hidup orang. Untuk itu, Komnas HAM harus turun memastikan apakah ada pelanggaran HAM dalam peristiwa itu,” ujar Moeldoko.
Moeldoko menyampaikan pemerintah mengutuk keras aksi kejam KKB yang telah menewaskan sejumlah warga sipil tersebut.
Panglima TNI periode 2013-2015 ini menyebut, aksi KKB tersebut merupakan perbuatan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.
Sebelumnya diberitakan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangan terhadap masyarakat sipil, di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022).
Baca Juga: Tangis Istri dan Anak Iringi Pemulangan Korban Penembakan KKB di Nduga ke Daerah Asal
Aksi keji ini menyebabkan 10 orang meninggal dunia beberapa di antaranya adalah tokoh agama. Selain itu, dua orang lainnya mengalami luka-luka.
Warga sipil yang meninggal yaitu Yulius Watu, Hubertus Goti, Daeng Marannu, Taufan Amir, Johan, Alex, Yuda Nurusingga, Nasjen, Mahmut Ismain, dan Eliaser Baner. Sedangkan yang luka-luka adalah Sudirman dan Hasdin.
Namun, pada Senin (17/7/2022) masyarakat menemukan korban dengan identitas Roy Manampiring yang jenazahnya baru dapat dipindah pada Rabu (20/7) ke Puskesmas Kenyam, Kabupaten Nduga.
Baca Juga: Pimpinan KKB Temianus Magayang Ternyata Kepala Kampung, Sosoknya Dibocorkan Pecatan TNI Senat Soll
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV