Petugas DKPP Bantul Temukan Ratusan Hewan Kurban Terinfeksi Cacing Hati, Apakah Bisa Dikonsumsi?
Peristiwa | 10 Juli 2022, 20:16 WIBCaranya petugas pemotongan hewan ternak membuang bagian hati yang terkena cacing, karena secara estetik bagian ini tidak layak untuk dikonsumsi.
Jika infeksinya cukup parah sehingga sebagian besar hati terinfeksi, dianjurkan untuk menyingkirkan seluruh organ hati, namun daging ternak yang lain masih bisa dikonsumsi.
Baca Juga: Amankah Konsumsi daging Kurban di Tengah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku?
Disarankan organ hewan kurban yang terinfeksi cacing hati, sepeti isi perut, terutama bagian usus disarankan untuk dikubur.
Hewan ternak yang dijumpai cacing hati dewasa di hati, sering kali ada telur cacing pada usus maupun fesesnya.
Dengan mengubur seluruh isi perut terutama isi ususnya diharapkan akan dapat memutus siklus hidup cacing agar tidak menginfeksi ternak lain nantinya.
Perantara cacing hati
Cacing ini hidup di hati atau saluran empedu dari ternak inangnya, kemudian bertelur pada kelenjar empedu dan selanjutnya dibawa ke usus dari hewan ternak.
Baca Juga: Resep Gulai Kambing Padang: Sederhana tapi Kaya Rempah, Cocok untuk Hidangan Iduladha 1443 H
Telur cacing tersebut selanjutnya keluar bersama feses dalam bentuk miracidia yang mampu bergerak, pada kondisi yang mendukung telur akan menemukan inang perantara yang biasanya berupa siput.
Di dalam tubuh siput telur miracidia tadi berkembang menjadi beberapa tahapan sampai keluar dari tubuh siput dalam bentuk cercaria.
Di luar tubuh cercaria akan berkembang dalam waktu 6-7 minggu bahkan ada yang berbulan-bulan hingga menjadi bentuk yang siap menginfeksi ternak kembali yang disebut metacercariae.
Baca Juga: Detik-detik Anies Potong Sendiri Kurban Sapi 1 Ton Miliknya: Diajari Ayah Sejak Kecil
Cacing hati dapat menginfeksi manusia secara tidak sengaja dengan mengkonsumsi telur cacing dalam bentuk metacercaria dari air ataupun daun yang membawanya.
Tetapi jika mengkonsumsi daging hewan kurban yang terinfeksi cacing hati, tidak berisiko untuk menjadi agen penularan kepada manusia.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV