> >

Terungkap, Nelayan Kupang Sebulan Tak Melaut Ternyata gara-gara Ini, Bukan Cuma karena Cuaca Buruk

Peristiwa | 17 Juni 2022, 17:37 WIB
Kapal dan perahu nelayan parkir di sekitar Pelabuhan Perikanan Tenau, Kota Kupang, NTT. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

KUPANG, KOMPAS.TV – Para nelayan tangkap ikan cakalang dan tuna yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah sebulan tak melaut. Hal ini dilaporkan oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Kupang.

"Kondisi cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang yang kerap terjadi selama sebulan terakhir membuat teman-teman nelayan pole and line terpaksa parkir," ungkap Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi HNSI Kota Kupang Abdul Wahab Sidin, Jumat (17/6/2022), seperti dikutip dari Antara.

Abdul yang juga koordinator nelayan di Pelabuhan Perikanan Tenau mengatakan, kondisi cuaca buruk tersebut juga mengakibatkan pasokan umpan dari perahu bagan untuk kapal pole and line melemah.

Tak hanya itu, para nelayan setempat juga mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak jenis solar untuk kebutuhan kapal.

"Kami tidak paham kenapa solar langka untuk para nelayan. Teman-teman nelayan menduga ada konspirasi dalam penyaluran solar," katanya.

Baca Juga: Tangkapan Nelayan Berkurang Akibat Cuaca Buruk

Diketahui, selama masa tidak melaut, para nelayan pun dihadapkan pada kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup lantaran tak ada penghasilan. Kondisi itu membuat nelayan beralih profesi menjadi buruh, tukang bangunan, kondektur angkutan, dan lainnya.

"Jadi nelayan kerja serabutan untuk bertahan hidup, sambil menunggu dalam ketidakpastian untuk bisa melaut kembali," katanya.

Menurut Abdul, kondisi ini dapat berdampak pada naiknya harga ikan di pasaran akibat berkurangnya pasokan.

"Kondisi seperti ini memang dialami nelayan setiap tahun karena kendala cuaca atau faktor alamiah tetapi kondisi pasokan solar yang langka perlu menjadi perhatian pemerintah atau pihak terkait lainnya," ungkapnya.

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU