Susah Cari Daging Sapi di Bantul, Ini Penyebabnya
Berita daerah | 2 Juni 2022, 19:10 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tukang jagal sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Segoroyoso Bantul mogok. Akibatnya, tidak ada pedagang daging sapi yang berjualan di Pasar Bantul.
Berdasarkan pantauan di Pasar Bantul, Kamis (2/6/2022), hanya ada penjual daging ayam dan satu kios yang menjual daging kambing. Menurut Weni (50), seorang pedagang daging kambing, pedagang sapi sudah tidak berjualan sejak kemarin, Rabu (1/6).
“Libur sampai Jumat, baru buka lagi Sabtu,” ujarnya.
Ia menuturkan, alasan pedagang daging sapi di Bantul tidak berjualan karena tidak mendapatkan pasokan daging sapi. Alasannya, banyak sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Baca Juga: Siap-Siap, Harga Daging Sapi di Bantul Bakal Naik Rp10.000 mulai H-10 Lebaran
Para pedagang daging sapi yang tidak berjualan itu adalah anggota Kelompok Pedagang Daging Sapi Desa Segoroyoso (KPDSDS) Pleret Bantul. Weni mengaku tetap berjualan karena tidak tergabung dalam KPDSDS.
Sebelumnya, KPDSDS sudah mengumumkan akan menghentikan aktivitas pemotongan dan perdagangan daging sapi karena pasar sapi di sejumlah daerah ditutup akibat temuan PMK pada hewan.
Keputusan mogok rencananya berlangsung sampai Jumat (3/6). Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan berlanjut sampai pasar sapi dibuka kembali.
Terpisah, Kepala Bidang Sarana Perdagangan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Arum Bidayati mengungkapkan kebanyakan sapi yang dipotong di Segoroyoso berasal dari Gunungkidul.
“Sekitar 80 persen dari Gunungkidul dan pasar sapi di sana tutup semua karena PMK, demikian pula pasar hewan di Jawa Tengah,” ucap Arum.
Baca Juga: Dampak Wabah PMK, Daging Sapi di Pasaran Berkurang, Ikan Laut Jadi Lebih Laris
Sekalipun pasar hewan di Bantul tidak ditutup, ia mengakui ada penurunan 25 persen. Terlebih selama ini, Segoroyoso merupakan pemasok daging sapi terbesar di DIY.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV