DLH DKI: 8.000 Ton Sampah dari Jakarta Penuhi Bantargebang Setiap Hari
Update | 15 Mei 2022, 11:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Agung Pujo Winarko mengatakan sebanyak 7.500 hingga 8.000 ton sampah dari Jakarta memenuhi Bantargebang, Bekasi setiap harinya.
“Kalau kita bicara tentang sampah, itu harus menjadi isu prioritas di Jakarta. Sampah yang masuk ke Bantargebang, satu-satunya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kita punya sudah mencapai 7.500 sampai 8.000 ton per hari,” kata Agung mengutip ANTARA, Minggu (15/5/22).
Baca Juga: Buntut Penutupan TPST Piyungan: Pemkab Bantul Gelontorkan Dana Rp23 Miliar untuk Kelola Sampah Desa
Agung mengatakan, jika diibaratkan dengan tinggi Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, angka tersebut menumpuk setinggi 2,9 meter setiap harinya.
Akibatnya, kini Bantargebang hampir mengalami kelebihan muatan di dalamnya.
Dari total sampah tersebut, kata Agung, 1.200 di antaranya merupakan sampah plastik yang notabenenya sulit diurai.
“Ini yang jadi catatan kita, kalau plastik tadi ada nilai jualnya. Itulah harapannya, masyarakat bisa melakukan pemilahan. Jadi jangan sampai ada sampah lebih banyak masuk Bantar Gebang, kalau bisa diolah seperti di bank sampah kenapa tidak?" ujar Agung.
Seharusnya, kata Agung, isu sampah menjadi prioritas masyarakat, khususnya sampah mikroplastik yang membahayakan biota laut.
Agung berharap, isu ini dapat diprioritaskan hingga lapisan masyarakat yakni rukun RT/RW dan keluarga.
Baca Juga: Masa Liburan Lebaran 2022, 900 Ton Sampah per Hari Masuk ke TPA Piyungan
Agung berjanji, Pemprov DKI akan terus berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang bisa mendukung kegiatan masyarakat, guna mengolah sampah pada tingkat RW seperti melalui komposter ataupun metode bio konversi maggot.
Namun, Agung mengaku pemerintah tidak dapat berjuang sendiri mengatasi banyaknya jumlah sampah di Jakarta.
“Harapannya kita sama-sama berkolaborasi dari hal-hal sederhana seperti memilah sampah di rumah dan menyadari kalau di situ ada nilai ekonominya, itu bisa dijual. Harapannya sampah bisa jadi berkah bukan jadi masalah,” ucap Agung.
Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV