> >

Padi Gamagora Inovasi Peneliti UGM, Tidak Harus Ditanam di Sawah

Berita daerah | 21 Maret 2022, 19:06 WIB
Peneliti Fakultas Pertanian UGM mengembangkan padi Gamagora yang memiliki sederet kelebihan. (Sumber: dok Humas UGM)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Penurunan produksi padi di Indonesia membuat para peneliti Fakultas Pertanian UGM tidak tinggal diam. Mereka melancarkan strategi baru dengan mengembangkan varietas padi Amfibi.

Padi yang diberi nama Gamagora, kependekan dari Gama Gogo Rancah, diinisiasi oleh tim peneliti yang diketuai Taryono.

Saat ini Gamagora sedang menjalani uji multilokasi dan ditanam di 14 lokasi dari sembilan provinsi yang meliputi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, dan Halmahera Utara.

Menurut Taryono, pengembangan varietas ini untuk menyiasati penurunan produksi padi akibat perubahan iklim global serta pengalihan fungsi lahan.

Tercatat, setiap tahun alih fungsi lahan sawah menjadi nonsawah mencapai 96.512 hektare.

Baca Juga: Diserang Hama Hasil Panen Padi Anjlok

“Padi ini sedang diuji di delapan lokasi pada sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan,” ujarnya, dalam siaran pers, Senin (21/3/2022).

Kegiatan uji multilokasi ini bertujuan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.

Anggota tim peneliti, Panjisakti Basunada mengungkapkan, uji multilokasi dilakukan untuk mengetahui keunggulan padi ini dibanding dengan padi sejenis yang sudah ditanam di Indonesia.

Peneliti melibatkan sepuluh calon ditambah dengan empat pembanding.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU