Update Klaster Griya PMI Solo: Bertambah Empat, Kini Ada 108 Orang Terkonfirmasi Positif Covid-19
Peristiwa | 6 Maret 2022, 15:41 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Sebanyak 108 penghuni Griya PMI Peduli Solo terpapar Covid-19 usai tes usap yang dilakukan kepada seluruh staf dan pasien di lokasi tersebut.
CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto mengatakan total tersebut bertambah empat orang dari sebelumnya tercatat hanya 104 orang yang positif Covid-19.
"Ada tambahan 4 orang sehingga total jumlah yang terpapar menjadi 108 orang. Semuanya diisolasi di Griya PMI di bawah pengawasan tim dokter PMI sendiri," kata Sumartono kepada wartawan, Minggu (6/3/2022).
Ia menjelaskan, klaster ini muncul berawal dari adanya puluhan orang yang menunjukkan gejala mirip Omicron.
Setelah dilakukan tes usap, didapati ratusan orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), ada juga tim dari PMI yang ikut positif Covid-19 usai bertugas merawat para pasien.
Kini tim PMI yang dinyatakan positif, kata Sumartono, tengah melakukan isolasi mandiri.
Baca Juga: Waduh! 104 Orang di Griya PMI Solo Positif Covid-19
Sebelumnya, Sumartono tidak menyangka bahwa penghuni dan petugas PMI bisa terpapar Covid-19 varian Omicron.
Pasalnya, saat Delta menyerang banyak lokasi, Griya PMI aman tidak ada yang terpapar.
"Kami juga tidak menyangka karena selama ini concern ke ODGJ, urusan darah, malah aman-aman saja sampai hari ini. Begitu ada yang pilek langsung kami cek. Sebetulnya ODGJ tahun lalu, Delta pun kami aman karena biasanya mereka happy, antibodi tinggi. Itupun mereka tidak ada yang terpapar," katanya.
Sebagai tindak lanjut, dikatakannya, saat ini dilakukan pemisahan penghuni yang positif dan negatif agar paparan tidak terlalu luas.
"Semua tetap di dalam yang positif, yang negatif kami ungsikan di luar, kami buatkan tenda," katanya.
Selanjutnya, Sumartono mengatakan, langkah antisipasi lain adalah untuk sementara ini Griya PMI Peduli tidak menerima kunjungan dari luar, baik dari keluarga pasien maupun donatur.
"Yang PKL juga kami berhentikan. Mereka diminta keluarganya isoman di rumah. Kami tidak menerima kunjungan dari keluarga maupun berdonasi," katanya.
Ia mengatakan, untuk penutupan kunjungan akan dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah, yakni selama dua minggu.
"Yang positif karantina sesuai aturan pemerintah, sambil di-swab lagi, ada yang seminggu negatif, ada yang sepuluh hari negatif, ada yang sebulan tidak negatif. Setiap orang beda-beda, kami harap ODGJ ini cepat karena antibodi mereka tinggi," katanya.
Mengenai kebutuhan tenaga kesehatan, dikatakannya, akan disesuaikan dengan kebutuhan di dalam.
"Kalau dokter kami ada lebih dari sepuluh. Untuk kondisi penderita sampai saat ini batuk pilek saja," katanya.
Baca Juga: Update Covid-19 di Jakarta: 3.059 Tambahan Kasus Harian, Positivity Rate Masih 13 Persen
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV