> >

Sederet Kisah Penyelamatan Buaya Terlilit Ban di Palu Sejak 2016

Peristiwa | 8 Februari 2022, 08:25 WIB
Buaya liar terjerat ban bekas kembali memunculkan diri di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (19/3/2020). (Sumber: Kompastv/Ant)

Pada awal Februari 2020, BKSDA Sulteng memanggil dua ahli satwa asal australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson. 

Matt adalah pengisi acara dalam salah satu program di National Geographic. 

Ia dikenal berpengalaman dalam pemindahan satwa liar yang masuk ke kawasan permukiman. Matt juga disebut sudah menangkap puluhan buaya.

Untuk menangkap buaya berkalung ban, Matt Wright dan rekannya, Chris Wilson, membuat perangkap ukuran panjang 4 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 1 meter. 

Jebakan tersebut dipasang di Jembatan 2, Jalan Gusti Ngurah Rai, Palu, dengan menggunakan umpan satu ekor bebek hidup. 

"Saya berharap trap ini bisa berhasil berdasarkan pengalaman kami di lapangan. Sudah banyak buaya yang kami tangkap dengan menggunakan trap atau jebakan ini," ujarnya, 11 Februari 2020. 

Selain cara di atas, upaya lainnya yakni menerbangkan umpan memakai drone. 

Hingga berakhirnya operasi satgas penyelamatan satwa liar tahap 1 ini, upaya Matt dan tim satgas belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Buaya Berkalung Ban di Palu Akhirnya Berhasil Dievakuasi

4. Forrest Galante

Setelah izin keluar, Forrest Galante akhirnya mendapat izin lakukan penyelamatan terhadap buaya berkalung ban, Jumat (13/3/2020) (Sumber: Kompas.com)

Sosok lainnya yang coba menyelamatkan buaya berkalung ban adalah Forrest Galante dan tim Discovery Channel. 

Pembawa acara Extinct or Alive on Animal Planet ini mulai beraksi pada 12 Maret 2020. Untuk menyelamatkan buaya tersebut, Forrest dibantu oleh pakar buaya bernama Jamal. 

Petualang asal Amerika Serikat itu menyiapkan bermacam alat untuk menyelamatkan buaya terlilit ban tersebut. 

"Alat yang kami bawa ini merupakan alat yang kami gunakan di Afrika, Amerika Utara dan Selatan, Australia dan banyak tempat lainnya. Dan kami akan gunakan dengan cara yg cepat, tepat dan aman untuk menyelamatkan buaya dan melepas ban di lehernya," ujarnya, 10 Maret 2020. 

Selain itu, Forrest juga menggunakan sejumlah metode. 

"Kita akan gunakan harpoon, ada jala, perangkap, tali, jaring, banyak metode yang berbeda, dan jika sudah memahami situasi dan hewannya, saya baru bisa bilang apa cara yang akan dipakai untuk menangkapnya dan kemungkinan menggabungkan beberapa cara," tuturnya. 

Akan tetapi, karena pandemi Covid-19, upaya melepaskan buaya berkalung ban terhenti karena Forrest harus kembali ke negara asalnya.

5. Setelah 5 Tahun

Hili (35) warga Kota Palu, Sulawesi Tengah yang berhasil mengevakuasi dan melepas ban yang terlilit di leher buaya. (Sumber: Kompastv/Ant)

Hingga pada Senin (7/2/2022), sekitar pukul 18.30 Wita, seorang pria bernama Hili, 35 tahun, warga Kota Palu, Sulawesi Tengah berhasil mengevakuasi buaya yang menjadi perhatian penyelamat satwa empat tahun belakangan.

Evakuasi dilakukan sendiri oleh Hili dengan metode jerat menggunakan peralatan tali, bambu dan satu ekor ayam sebagai umpan.

Buaya berkalung ban itu dijerat Hili dari Sungai Palu, Jembatan II, Kecamatan Palu Selatan, Senin (7/2/2022) malam.

Hili mnegaku sudah mempersiapkan penangkapan buaya tersebut sejak beberapa minggu lalu, kemudian baru bisa dievakuasi Senin kemarin.

“Yang jerat saya sendiri, tapi saya minta bantuan warga untuk angkat ke darat. Mungkin ada 50 orang yang bantu angkat,” kata Hili dilansir dari Antara.

“Sudah tiga kali buaya ban ini lolos dari jeratku. Beruntung hari ini berhasil,” katanya.

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Antara


TERBARU