Tempat Relokasi PKL Malioboro yang Dibangun Pakai Danais Bocor, Ini Kata Sekber Keistimewaan DIY
Berita daerah | 4 Februari 2022, 09:41 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Belum genap satu minggu diresmikan, tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro di Teras Malioboro 1 mengalami kebocoran akibat angin dan hujan deras yang mengguyur Yogyakarta, Kamis (3/2/2022).
Dalam video yang viral beredar, pedagang yang berada di lantai 3 Teras Malioboro 1 berusaha mengamankan barang-barangnya dari air hujan yang membasahi ruangan.
Sebagian dari pedagang menggunakan terpal untuk menutupi barang dagangannya. Tidak hanya itu, ada pula pedagang yang berlindung di bawa terpal bersama dengan dagangannya.
Ketua Paguyuban PKL Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso membenarkan peristiwa itu.
Baca Juga: Jalan Malioboro Bersih dari PKL
“Kalau hujan deras, tempias air hujan pasti masuk,” ujarnya.
Ia sudah melaporkan kejadian ini kepada pengelola dan akan dibenahi.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti tidak menampik beberapa hari ini terjadi hujan deras dan angin kencang di Kota Pelajar.
Atap Teras Malioboro 1 yang tempias merupakan dampak dari hujan deras tersebut,
“Kami menindaklanjuti dengan perbaikan dan langsung dibersihkan,” ucapnya.
Teras Malioboro 1 yang berlokasi di eks gedung bioskop Indra menjadi tempat relokasi PKL Malioboro. Pada pekan ini, pemindahan PKL masih berlangsung dan ditargetkan pada Senin (7/2/2022) seluruh PKL Malioboro sudah menempati lapak barunya.
Pembangunan Teras Malioboro 1 sudah berlangsung sejak 2018 dengan menelan Dana Keistimewaan (Danais) Rp62 miliar dalam tiga tahap. Kebocoran atap akibat hujan deras pun membuat Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, angkat bicara.
“Kejadian itu harus diusut, gedung belum seminggu diresmikan kok sudah mengalami kebocoran atau tempias seperti itu,” tuturnya.
Menurut Hasto, desain perencanaan dan pelaksanaan Teras Malioboro 1 harus dilihat lagi, Ia meminta pejabat yang mengatakan kejadian itu karena tempias air hujan harus kembali memikirkan cara kejadian ini tidak terulang.
Baca Juga: Tanggapi Permintaan Tunda Relokasi PKL Malioboro, Sultan: Aku Sudah Nunggu 18 Tahun
“Itu dibangun pakai danais, jangan sampai ada anggapan infrastruktur yang dibangun pakai danais itu asal-asalan,” kata Hasto.
Ia menilai kejadian ini memalukan Yogyakarta. Terlebih, PKL Malioboro pada awalnya berat hati pindah ke tempat relokasi.
Namun, setelah memiliki semangat baru untuk pindah justru ada kejadian kebocoran atap atau tempias air hujan.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV