Gempa M 6,6 Bikin Kegiatan Kemendagri di Pandeglang Berantakan, 150 Orang yang Ikut Acara Bubar
Peristiwa | 14 Januari 2022, 20:14 WIB"Puskesmas Sumur di lokasi titik gempa itu luluh lantah bangunannya. Ada satu lagi Puskesmas di Majasari yang ada di pusat kota itu juga ada kerusakan. Tapi kami belum data total kerugiannya," ujar Irna.
Terkait koban akibat gempa, Irna menyatakan saat ini masih dalam proses pendataan. Informasi yang didapatnya, ada ibu dan anak menjadi korban lantaran tertimpa genting dari rumah.
Baca Juga: Banten Sudah Diguncang Gempa Besar Sejak 1851
"Informasi terbaru kami ketahui, kami masih mendata korban. Kami sudah perintahkan BPBD dan Dinas Sosial untuk terjun ke lapangan mendata dampak gempa dan menenangkan masyarkat untuk tetap waspada di tengah kondisi ini," ujar Irna.
Akibat subduksi dua lempeng
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi di selatan Banten, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng samudra Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng benua Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," ujar Dwikorita saat jumpa pers melalui kanal YouTube BMKG, Jumat
(14/1/2021).
Dwikorita menjelaskan dalam catatan sejarah kegempaan sejak tahun 1851 hingga 2019 telah terjadi delapan kali gempa di wilayah tersebut.
Baca Juga: PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Jawa-Bali Aman usai Gempa M6,7 yang Guncang Banten hingga Jakarta
Delapan kali gempa tersebut menimbulkan tsunami kecil hingga tsunami besar dengan ketinggian 30 meter. Namun, sambung Dwikorita, gempa di selatan Banten ini tidak berpotensi tsunami.
Kemudian hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan sebanyak lima kali dengan magnitudo terbesar besar berkekuatan M 5,7.
"Terprediksi tidak berpotensi tsunami, nampaknya terverifikasi tidak terjadi tsunami," ujar Dwikorita.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV