Hadiri Peringatan 17 Tahun Tsunami Aceh, Ridwan Kamil Cerita saat Rancang Museum Tsunami Aceh
Berita daerah | 26 Desember 2021, 17:07 WIBBANDA ACEH, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku paling emosional bahkan sampai meneteskan air mata saat merancang bangunan Museum Tsunami Aceh.
"Pada saat itu saya belum jadi wali kota, saya sebagai arsitek, sudah mendesain banyak bangunan, tapi mendesain yang paling emosional dan meneteskan air mata adalah pada saat mendesain Museum Tsunami Aceh," katanya saat menghadiri acara peringatan 17 tahun tsunami Aceh di Ulee Lheu, Banda Aceh, hari ini, Minggu (26/12/2021).
Museum Tsunami Aceh dibangun sebagai simbol pengingat peristiwa gempa bumi dan tsunami yang memporak-porandakan Tanah Rencong pada 2004 lalu.
Tidak hanya sebagai museum, Museum Tsunami Aceh juga dimanfaatkan sebagai pusat edukasi serta selter pada saat masa darurat bencana.
Ridwan menuturkan, masyarakat Aceh menitipkan sebuah memori kolektif kepadanya saat mempercayakan perancangan bangunan Museum Tsunami Aceh.
Baca Juga: Tampil Beda! Ridwan Kamil Masak Jengkol Resep dari Bung Karno di Peringatan Hari Ibu
Dia mengatakan, Museum Tsunami Aceh memiliki ruang pengingat, sumur doa, dan memuat nama-nama korban gempa dan tsunami.
Kang Emil (sapaan akrabnya-red) menambahkan, Museum Tsunami Aceh tidak hanya dirancang sebagai pengingat peristiwa tsunami 17 tahun silam, tetapi juga sebagai tempat belajar mengenai kebencanaan.
"Bagaimana anak, cucu kita bisa belajar menyambut masa depan dengan lebih baik dan lebih selamat," katanya seperti dilansir Antara.
"Museum itu sangat terbuka, saya menghadirkan tempat yang tidak angker. Jadi orang-orang, setiap hari, jika rindu, butuh istirahat, silakan datang tanpa harus masuk ke dalamnya," tambah mantan Walikota Bandung itu.
Baca Juga: Depok Akan Bangun 2 Masjid Agung, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Setuju Bikin Desainnya
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di acara yang sama mengatakan, edukasi dan literasi terhadap bencana harus terus ditingkatkan sehingga masyarakat siap menghadapi bencana.
“Mitigasi bencana tidak hanya serta merta didukung oleh teknologi, tapi juga harus dibarengi dengan meningkatnya kesadaran terhadap bencana,” kata Sandiaga yang menyampaikan pesannya secara virtual dalam acara peringatan 17 tahun tsunami Aceh.
Menurut dia, upaya kesiapsiagaan bencana harus dibangun secara bersama-sama sehingga masyarakat dapat siaga dan tangguh terhadap bencana.
“Saya mengajak semua pihak bersama-sama untuk mengkampanyekan masyarakat sadar akan bencana,” katanya.
Baca Juga: Kaget Sandiaga Uno Jalan Kaki, Prabowo Baru Tahu Ternyata Kantornya Berdekatan
Sebagaimana diketahui, gempa bumi dengan kekuatan 9,2 skala Richter dan tsunami yang terjadi pada Minggu, 26 Desember 2004, membuat bumi Serambi Mekkah porak poranda dan menyebabkan kematian 200 ribu orang lebih.
Masyarakat Tanah Rencong setiap tahun memperingati kejadian gempa dan tsunami yang terjadi 17 tahun lalu dan mengirimkan doa bagi orang-orang yang kehilangan nyawa akibat bencana alam besar itu.
Penulis : Edy A. Putra Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara