Puluhan Celeng di Sumatera Barat Mati Mendadak, Akibat Flu Babi Afrika?
Peristiwa | 4 Desember 2021, 20:30 WIB"Kondisi bangkai babi sudah rusak dan kami sedang melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya," ujar Ade Putra, Kepala Resor KSDA Agam.
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam Farid Muslim mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kematian babi-babi liar itu.
Baca Juga: Siap Laksanakan PPKM Level 3, Pemprov Sumatera Utara Sediakan Isolasi Khusus bagi Pelanggar
Menurutnya,perlu uji laboratorium terhadap sampel organ tubuh babi tersebut untuk mengonfirmasi paparan virus ASF.
"Kita belum dapat memastikan apakah babi terpapar ASF," katanya.
Perlu diketahui, tanda-tanda klinis ASF berupa kemerahan di bagian perut, dada, scrotum, diare berdarah, kejang-kejang, muntah dan kemerahan pada telinga, demam (41 derajat celsius).
ASF dapat menyebar pada manusia melalui kontak langsung, serangga, pakaian, peralatan peternakan, kendaraan dan lainnya.
Gejala flu babi Afrika pada manusia dapat berupa demam, kelelahan, pegal-pegal, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, mata merah berair, sakit tenggorokan, ruam kulit, diare, batuk hingga sesak napas.
Sebelumnya, warga Kabupaten Pasaman Barat juga melaporkan puluhan babi mati secara mendadak pada 2020.
Pada 2019, Kementerian Pertanian menyatakan Indonesia dalam siaga satu menghadapi virus flu babi ini.
Baca Juga: Update Erupsi Gunung Semeru: Lumajang Mati Listrik, 1 Orang Meninggal dan 10 Luka-Luka
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara