PBNU Pertimbangkan Muktamar secara Daring, Usulan dari Cabang Istimewa NU Se-Dunia
Peristiwa | 1 Desember 2021, 13:18 WIB“Saya yakin ada banyak nahdliyin yang praktisi IT, tidak hanya dari lingkungan PCI yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tersebut, namun juga di Indonesia. Setiap permasalahan besar menjadi ringan bila kita punya komitmen untuk melaksanakannya bersama-sama,” kata peneliti bidang komunikasi serat optik di Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman, tersebut.
Apabila usulan PCINU Sedunia ini kemudian dianggap sebagai soluisi terbaik oleh para masyayikh, maka tidak ada jalan lain selain mengusahakannya semaksimal mungkin hingga hari H tiba.
“Usaha mesti kita maksimalkan, disamping juga dengan adanya dukungan dan keterlibatan para masyayikh, insyaallah bisa,” ujarnya.
Baca Juga: Hadirkan Padi Reborn hingga Addie MS, NU Gelar Konser Amal untuk Muktamar tanggal 13 Desember 2021
Dua Pertimbangan Muktamar Baiknya Daring
Oding menyampaikan bahwa ada dua pertimbangan penting yang perlu diperhitungkan sebelum memutuskan menggunakan suatu teknologi baru, khususnya dalam bidang teknologi informasi.
Pertama, adalah mengetahui dengan baik visi atau misi apa yang ingin dicapai oleh satu kegiatan ataupun organisasi tertentu, dan sampai dimana pencapaian tersebut dalam realitanya. Biasanya, antara kedua hal ini terdapat ruang kosong yang perlu diisi. Baru kemudian kita pelajari apakah terdapat beberapa alternatif teknologi yang dapat membantu mengisi ruang kosong tersebut.
“Dengan demikian, kebutuhan panitia dan peserta Muktamar ke-34 mesti diterjemahkan dengan baik untuk kemudian dibandingkan dengan perkembangan terbaru dari berbagai aspek,” tambahnya.
Antara lain kesiapan venue Muktamar, seperti ketersediaan jaringan internet yang dapat diandalkan, khususnya saat diakses bersamaan oleh puluhan hingga ratusan orang. Tentu saja perkembangan Covid-19 yang mempengaruhi kebijakan pemerintah secara nasional, demikian juga kesehatan para masyayikh selama Muktamar berlangsung, juga mesti diperhitungkan.
Kedua, kata dia, terdapat setidaknya empat parameter yang peru dijadikan fokus saat menyeleksi alternatif teknologi yang ada.
"Apalagi dalam penyelanggaran event sebesar dan sepenting Muktamar NU. Keempat faktor itu adalah keamanan (security) data yang harus dijaga. Diikuti dengan privasi, khususnya dalam rangka memastikan identitas yang menjadi perwakilan dari masing-masing pengurus," tambahnya.
Kemudian, tambahnya adalah soal integritas, bagaimana menjamin suara yang diberikan pemiliknya tak berubah mulai dari proses input sampai output datanya. Terakhir, pertimbangan agar sistem senantiasa berkelanjutan (sustainability).
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV