Terima Hibah Kapal Pinisi dari WWF, Universitas Pattimura Lanjutkan Misi KM Gurano Bintang
Berita daerah | 15 November 2021, 12:42 WIBMALUKU, KOMPAS.TV – Yayasan WWF Indonesia menghibahkan kapal pinisi bernama Kapal Motor Gurano Bintang (KM Gurano Bintang) kepada Universitas Pattimura, Maluku.
Kapal tersebut akan menjadi armada pusat kemaritiman dan kelautan untuk mendukung mobilitas kegiatan penelitian, pendidikan dan pengajaran, serta pelayanan kesehatan di pulau-pulau kecil di Maluku.
Selain itu, harapannya armada ini juga dapat menjadi tempat belajar bagi mahasiswa untuk menguak potensi alam Indonesia timur untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 (SDGs 4), yaitu pendidikan untuk semua.
Rektor Universitas Pattimura Saptenno menyampaikan terima kasih dan sangat menghargai hibah kapal pinisi Gurano Bintang tersebut.
“Ini akan melengkapi armada laut kami untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan laut Indonesia yang begitu luas, sehingga dibutuhkan kemitraan yang saling mendukung untuk bisa menjaga agar sumber pangan kita tetap lestari,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima KompasTV, Senin (15/11/2021).
Sementara, Plt. CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan, Universitas Pattimura dengan Yayasan WWF Indonesia telah bekerja sama erat sekali untuk konservasi ekosistem dan fauna laut di berbagai bentang laut di wilayah timur Indonesia, seperti di Laut Aru, Laut Arafura, Seram Timur dan Kepulauan Kei.
Baca Juga: Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Budaya Nusantara
“Kami senang sekali karena KM Gurano Bintang dapat meneruskan dan memperluas misinya dengan menjadi bagian dari tim Universitas Pattimura. Ini menjadi perwujudan Yayasan WWF Indonesia dalam mendukung program pemerintah Indonesia dalam bidang Pendidikan melalui kampus merdeka dan merdeka belajar, juga tentunya pengembangan riset konservasi alam,” terangnya.
KM Gurano Bintang
KM Gurano Bintang sebelumnya beroperasi di wilayah Papua Barat, mengemban misi mendukung pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Nabire, dan Tambraw melalui kegiatan edukasi dan pelayanan kesehatan, serta mendukung pengelolaan Taman Nasional Teluk Cenderawasih dalam kegiatan pengamatan, penelitian, dan survei ekologi.
Kapal pinisi bermesin diesel buatan tahun 2007 ini berukuran panjang 19,6 meter, lebar 5,25 meter, dan berbobot mati 34 GT. KM Gurano Bintang dioperasikan oleh tujuh awak kapal, memiliki fasilitas alat navigasi lengkap, ruang belajar dan perpustakaan, tujuh tempat tidur, kamar mandi dan dapur, sehingga layak difungsikan sebagai stasiun terapung untuk berbagai kegiatan.
Nama Gurano Bintang diberikan saat kapal ini mulai beroperasi di wilayah Papua, diambil dari julukan masyarakat Papua bagi ikan hiu paus (Rhincodon typus).
Sebelumnya, kapal ini juga melayani wilayah Kabupaten Flores Timur, Lembata, dan Alor yang merupakan bagian dari kawasan konservasi Laut Sawu dengan nama Kotekelema, julukan masyarakat Lamalera untuk paus sperma (Physeter macrocephallus).
Kapal ini sudah memberi kegiatan edukasi bagi ribuan siswa tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
Adapun, penyerahan hibah dilakukan oleh Aditya Bayunanda mewakili Alexander Rusli, Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, kepada Saptenno. Hadir pula dalam acara serah terima ini Kepala Pusat Kemaritiman dan Kelautan Universitas Pattimura, Gino V. Limmon.
Baca Juga: WWF: Penegakan Hukum & Pemberdayaan Warga Kunci Cegah Bencana
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV