Banjir di Sintang Kalbar, Degradasi Lingkungan Ikut Jadi Penyebabnya
Peristiwa | 4 November 2021, 14:37 WIBDirektur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale. Menurut Nikodemus mengungkapkan hal serupa bahwa sebagian besar DAS kritis.
Dalam hal ini, sebagian besar daerah penyangga DAS Kapuas mengalami deforestasi karena pembukaan tutupan hutan untuk aktivitas ekstraktif.
”Yang perlu dilakukan adalah peninjauan ulang tata ruang. Perizinan yang ada hendaknya ditinjau ulang,” tuturnya.
Perubahan tata guna lahan
Pengajar Hidrologi Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak Kiki Prio Utomo mengungkapkan, banjir di Sintang disebabkan perubahan tata guna lahan atau pemanfaatan lahan.
Pada dasarnya Sintang secara alamiah adalah daerah yang akan kebanjiran karena berada di tengah dari DAS Kapuas. Kemudian, ada beberapa anak sungai lainnya.
“Artinya memang secara alamiah risiko banjirnya ada,” ujarnya.
Akan tetapi, jika melihat konteks sekarang, data menunjukkan tahun 2021 saja banjir besar sudah terjadi beberapa kali. Antara tahun 2017-2021, setiap tahun ada banjir.
Hanya pada tahun 2019 tidak dilaporkan ada banjir. Meskipun di tahun 2018 tahun yang relatif kering, tetapi masih terjadi banjir.
Dari data tersebut bisa disimpulkan hujan yang terjadi di Sintang tidak lagi meresap ke tanah serta tidak dengan bebas mengalir melalui sungai ke laut, melainkan tertahan di suatu tempat dan menjadi banjir. Jika demikian, patut diduga penyebabnya karena perubahan pemanfaatan ruang.
Sebelumnya, banjir dijumpai tak jauh dari pusat kota Sintang, tepatnya di Kecamatan Sintang. Banjir melanda karena luapan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Ada sekitar 6.000 keluarga terdampak banjir di daerah itu. Ketinggian banjir berkisar 50 cm-2 meter.
Dari 29 kelurahan/desa di daerah itu, 26 kelurahan/desa di antaranya diterjang banjir sudah lebih dari sepekan. Salah satunya daerah yang masih dikepung banjir, Sabtu (30/10/2021), yaitu Kelurahan Kapuas Kiri Hilir.
Akses menuju daerah itu hanya bisa ditempuh dengan perahu atau perahu cepat. Dari kota Sintang menyeberangi Sungai Kapuas beberapa menit, kemudian masuk ke sudut-sudut kampung di tengah banjir.
Baca Juga: Pengobatan untuk Korban Banjir di Sintang Dipastikan Gratis
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.id