> >

Fakta Diklat Menwa UNS: Satu Mahasiswa Tewas, Polisi Masuk Tahap Penyidikan, Gibran Buka Suara

Kriminal | 27 Oktober 2021, 07:34 WIB
Suasana rumah duka keluarga GE, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, yang dikabarkan meninggal dunia saat mengikuti diklat. (Sumber: Tribun Jateng/Agus Iswadi)

SOLO, KOMPAS.TV - Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret, Solo (UNS) memakan korban jiwa. Satu orang mahasiswa berinisial GE tewas.

GE merupakan mahasiswa program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret.

Kabar tewasnya pemuda 21 tahun itu mengejutkan pihak keluarga, diberitahu secara mendadak pada Senin (25/10/2021) pukul 02.00 WIB.

Berikut berbagai fakta yang KOMPAS TV rangkum terkait peristiwa tewasnya mahasiswa UNS ketika mengikuti diklat menwa.

Baca Juga: Round-up Berita: Diklat Menwa UNS Makan Korban, KPK Peringatkan Aziz Syamsudin, Kapolres Nunukan

Pihak keluarga mendapat kabar kematian GE

Paman korban Sutarno mengatakan dua orang yang mengaku perwakilan dari Menwa UNS datang ke rumah orangtua GE untuk memberikan kabar kematian.

Dua muda-mudi mengatakan kata penting yang berkaitan dengan GE.

Orang tua GE langsung meluncur ke Kota Solo dari Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.

Menggunakan sepeda motor mereka menuju RSUD Dr Moewardi Solo.

Badan pensiunan militer Sunardi dan Endang itu lemas tak berdaya, mengetahui mereka diarahkan ke kamar jenazah RSUD Dr Moewardi.

"Gak bisa berkata-kata dan lemas, di hadapanya anaknya yang sudah jadi jenazah," ungkap Sutarno.

Baca Juga: Mahasiswa UNS Meninggal saat Diklat Menwa, Pimpinan Kampus: 21 Orang Sudah Dimintai Keterangan

GE disebut lemas saat panjat tebing dan kesurupan

Sutarno melanjutkan GE mengikuti diklat pada 23 hingga 21 Oktober 2021 dengan 11 mahasiswa lain.

GE sebelumnya diketahui telah pamit untuk mengikuti acara tersebut pada Kamis (21/10) pukul 21.30 WIB.

Tewasnya GE diawali ketika dirinya mengikuti kegiatan panjat tebing. Sutarno menjelaskan kronologi yang didapatnya pengurus Menwa UNS.

"Saat di rumah sakit diceritakan, awalnya ketika GE turun dari tebing menggunakan tali, kemudian lemas," ungkapnya dikutip dari TribunSolo.

GE diceritakan sempat mengalami kesurupan sesampainya turun dari panjat tebing dan dirukiah.

"Di lokasi sempat di-rukiah, habis itu ceritanya seperti apa tidak tahu, tahu-tahu sudah di rumah sakit," lanjutnya.

Sutarno menduga GE telah meninggal lebih dari dua jam setelah keluarga mendapatkan kabar tersebut. Dia berasumsi setelah melihat luka di jenazah GE sudah mengeluarkan cairan dan bau.

"Kalau melihat lukanya seperti itu, nggak satu atau dua jam, kemungkinan sudah lama, karena cairan yang keluar dari kepalanya sudah bau," ujarnya.

Sutarno kembali menduga korban sudah dalam kondisi meninggal dunia saat masih di lokasi kejadian.

"Korban baru dibawa ke rumah sakit, sebelum akhirnya kabar duka tersebut terdengar oleh keluarga," ucap dia.

Baca Juga: Apa Itu Menwa? Simak Sejarah, Kultur dan Tahapan Diklat, Tujuan, hingga Semboyan

Polisi ubah status penyelidikan jadi penyidikan

Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan telah mengubah status penyelidikan jadi penyidikan.

Status ini diubah setelah hasil penyelidikan yang dilakukan di kampus UNS dan kawasan Jembatan Jurung, Bengawan Solo yang menjadi lokasi diklat.

"Karena adanya dugaan kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia," jelasnya.

Pihaknya mengungkapkan telah memeriksa pengurus hingga dosen pembimbing. 

"Total ada 18 saksi, dengan rincian 8 peserta diklat, 9 panitia dan 1 dosen," ungkapnya, dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (26/10).

Gibran menyesalkan kejadian diklat Menwa UNS

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyesalkan kejadian tewasnya mahasiswa UNS ketika mengikuti diklat calon anggota Menwa.

"Kita tunggu saja hasil autopsi serti apa, yang jelas saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini. Bikin malu," katanya.

Dia bahkan menyatakan akan bertanggung jawab secara penuh atas kejadian tersebut.

"Kejadian apa pun yang terjadi di Kota Solo itu tanggung jawab saya," ungkapnya dikutip dari TribunSolo.com, Rabu (27/10/2021).

"Sudah nanti saya koordinasikan dengan Pak Rektor, lagi diurus Pak Kapolres, kita tunggu saja hasil penyelidikan," ujarnya menekankan.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews


TERBARU