Nama Jalan Ataturk, Wakil Ketua DPRD DKI: Tak Ada Urusan Sama Sekulernya, Ini Tentang Persahabatan
Peristiwa | 23 Oktober 2021, 16:44 WIBSebab, kata dia, selain tidak cocok dengan karakteristik Jakarta dan Indonesia yang religius dan demokratis, juga tidak sesuai dengan ketokohan Soekarno yang tidak anti Islam, anti Arab, dan tidak sekuler, serta demokratis.
"Menolak wacana penyematan nama tokoh anti demokrasi, islamophobia, dan bapak sekulerisme Turki; Mustafa Kemal Ataturk, menjadi nama jalan di Jakarta," kata pria yang karib disapa HNW dalam keterangan tertulis, Selasa (19/10).
Menurutnya, apabila wacana tersebut dihadirkan sebagai tata krama diplomatik karena Turki telah menyematkan nama proklamator Indonesia, Ahmet Soekarno, sebagai jalan di depan KBRI Ankara, maka Pemerintah Indonesia bisa mengusulkan nama-nama yang lain selain Ataturk.
“Yaitu nama-nama Tokoh Turki yang tidak kontroversial dan yang bisa hadirkan penguatan hubungan karena nama-nama itu begitu harum diterima masyarakat luas di Indonesia seperti Sultan Muhammad al-Fatih atau tokoh Sufi Jalaludin ar Rumi," ujarnya.
Baca Juga: Soal Jalan Ataturk, Fahri Hamzah ke Fadli Zon: Ngomong ke Gubernur Sohib Lu Tuh!
Merespon penolakan seperti itu, Taufik mengajak masyarakat untuk menyikapi secara bijak perihal usulan nama Ataturk sebagai bentuk saling menghargai antarnegara, terlebih usulan itu datangnya dari otoritas Turki.
Taufik juga merespon soal banyak pihak yang mengusulkan nama lainnya sebagai alternatif, mulai dari nama kota, tokoh Kesultanan Turki Usmani hingga nama kesultanan. Kata Taufik, itu hak pemerintah Turki dan harus terima usulan mereka.
"Kita harusnya menerima apa yang diusulkan negara itu, jangan kita mengatur-ngatur negara orang, kan mereka menerima usulan kita soal nama Bung Karno, kita mau bersahabat ya kita terima usulan itu," terangnya.
Baca Juga: Haji Lulung Tolak Nama Kemal Ataturk, Usul Ganti Jadi Turki Usmani sebagai Jalan di Jakarta
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara