Deret Kontroversi Digesernya Libur Maulid 2021: Cegah Orang Bolos Senin hingga Pelajaran Kasus India
Agama | 18 Oktober 2021, 10:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Keputusan pemerintah untuk menggeser hari libur Maulid Nabi 2021 yang harusnya jatuh pada hari Selasa 19 Oktober menjadi 20 Oktober menimbulkan kontroversi dan polemik.
“Hari libur Maulid Nabi digeser 20 Oktober 2021," kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (9/10/2021).
Keputusan ini tak pelak menimbulkan tanda tanya, bukankah Covid-19 sudah melandai dan kenapa hari libur Maulid Nabi yang digeser?
Beberapa politisi secara terbuka mengkritik keputusan penggeseran Maulid Nabi yang dalam bulan Hijriah jatuh pada 12 Rabiul 1443 Hijriah. Ada juga yang mendukung keputusan ini. Beberapa Lembaga seperti MUI bahkan mengingatkan potensi ancaman Covid-19 yang bisa saja terjadi usai kegiatan keagamaan.
Baca Juga: Jangan Sampai Muncul Klaster Baru karena Maulid Nabi, MUI Ingatkan Masyarakat Tetap Hati-hati
Berikut ini sederet kontroversi bergesernya Libur Maulid Nabi 2021
Alasan Hari Kejepit
Alasan soal hari kejepit diutarakan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaa (PMK) Muhadjir Effendy. Bahkan menurutnya, jika libur tetap di hari Selasa 19 Oktober, masyarakt bisa menggunakannya untuk mengambil libur panjang.
"Itu (Geser libur maulid-red) pertimbangannya semata-mata adalah untuk menghindari masa libur yang panjang, karena di celah antara hari libur dan libur reguler (Sabtu dan Minggu) itu ada hari kejepit, yaitu hari Senin," kata Muhadjir, Minggu.
"Kalau liburnya tetap di Selasa, akan banyak orang memanfaatkan Senin itu untuk bolos atau izin, tapi sebetulnya niatnya untuk memperpanjang liburnya; dan itu akan terjadi pergerakan orang besar-besaran," ucap dia menjelaskan.
Baca Juga: Libur Maulid 2021 Digeser, Menteri PMK: Kalau Libur Selasa, Banyak Orang Bolos di Hari Senin
Pelajaran Kasus Covid-19 dari India
Wapres Maruf Amin mengingatkan satu pelajaran penting terkait penggeseran hari Libur Maulid ini, ia mencontohkan India yang naik siginifikan kasus Covid-19 usai acara keagamaan dan pelonggaran usai kasus melandai.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV