Kekuatan Tampak Lemah, 4 Faktor Ini Ternyata Buat Gempa Bali Tergolong Merusak
Peristiwa | 16 Oktober 2021, 13:27 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Masyarakat Bali dikagetkan oleh gempa bermagnitudo 4,8 yang terjadi dini hari tadi, Sabtu (16/10/2021) waktu setempat.
Menurut data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, gempa tersebut menyebabkan tiga korban meninggal dunia serta menimbulkan terjadinya longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin menyebutkan, dua di antara korban meninggal merupakan warga di Kabupaten Bangli dan satunya dari Kabupaten Karangasem.
"Informasi yang kami terima hingga pukul 08.15 WITA, di Kabupaten Karangasem itu untuk satu orang yang meninggal dunia masih dalam tahap evakuasi dari reruntuhan bangunan dan tujuh orang yang patah tulang sudah berhasil dievakuasi ke puskesmas terdekat dan RSUD Karangasem," ungkapnya dikutip dari Antara.
Baca Juga: Tiga Orang Meninggal Akibat Gempa Bali
Sementara itu, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menuturkan bahwa gempa Bali kali ini memiliki dampak yang tak terduga.
Meski kekuatan gempa tersebut tak lebih dari magnitudo 5, lanjut Daryono, kerusakan yang ditimbulkan nyatanya cukup berat.
Menurut Daryono, gempa Bali yang terlihat lemah itu nyatanya tergolong cukup merusak karena disebabkan oleh empat faktor khusus.
Pertama, karena kedalaman pusat gempa darat tersebut berada di antara dua gunung api, yakni Batur dan Agung, sejauh 10 kilometer dari permukaan tanah.
Baca Juga: Gempa 4,8 SR Guncang Bali, 2 Meninggal Dunia dan Puluhan Rumah Rusak
Selain itu, Daryono juga melihat, faktor bangunan yang mayoritas di bawah standar sebagai salah satu penyebab makin parahnya kerusakan akibat gempa tersebut.
Lalu, faktor ketiganya adalah efek tanah lunak dari endapan lahar yang mengamplifikasi guncangan gempa yang berpusat di antara dua gunung api tadi.
Faktor terakhir, lanjut Daryono, yang memperkuat dampak gempa Bali hari ini adalah efek topografi perbukitan pemicu collateral hazard.
Akibatnya, menurut laporan BMKG, gempa itu pun dirasakan hingga Denpasar dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan skala IV MMI atau mampu membuat jendela dan pintu berderit serta gerabah pecah.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV