> >

Muncul Isu Rivalitas PMII-HMI Menuju Ketum PBNU, Aktivis NU Nilai Sudah Tidak Relevan

Agama | 14 Oktober 2021, 17:09 WIB
Said Aqil (kiri) tampak berjabat tangan dengan Gus Yahya dalam sebuah acara, keduanya diusulkan untuk jadi ketua umum PBNU. Namun ada isu HMI-PMII di sana. (Sumber: Dokumentasi Resmi Situs NU/Suwitno)

Hal itu, menurutnya, melebihi persoalan rivalitas HMI-PMII yang menjadi isu di muktamar. Ia menilai ketua umum nanti di Muktamar tidak bisa dikungkung hanya sekadar organisasi, karena harusnya yang dibutuhkan adalah sistem yang mampu menggerakkan kader NU di level yang lebih jauh.  

“Dibutuhkan sebuah sistem untuk menapaki NU ke depan. Mulai dari kemampuan menggerakkan wacana, kemampuan menggerakan jaringan, kemampuan mengelola isu internasional dan lain. Hal ini tidak bisa dilakukan satu-dua orang belaka. Kita harus melampaui sekadar urusan HMI-PMII,” ujarnya.

Baca Juga: Gus Yahya Setuju Dicalonkan Ketum PBNU, Begini Profilnya yang Gemar Safari ke Tokoh Agama Dunia

Ia juga berharap, agar energi besar Nahdliyin dapat menjangkau isu strategis yang menjadi kepedulian bersama NU, khususnya di tingkat global.

“Agar energi besar Nahdliyin menjangkau lebih global dan strategis. Supaya tetap menjadi penjaga perdamaian dan dakwah di dunia,” tuturnya.

Ada beberapa calon yang masuk bursa ketum PBNU. Dua kader NU potensial dianggap menjadi dua calon paling kuat jadi ketum PBNU adalah petahana KH Said Aqil dan Gus Yahya. Isu PMII-HMI muncul dikarenakan Gus Yahya tercatat sebagai eks-HMI, sedangkan Said Aqil adalah PMII.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU