GP Ansor Usul Nama Baru Jadi Ketum PBNU, Siapa Dia?
Agama | 11 Oktober 2021, 13:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Wakil Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Muhammad Haerul Amri, mengharapkan adanya regenerasi posisi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada gelaran Muktamar ke-34 di akhir tahun ini. Hal ini terkait dengan beberapa nama yang muncul ke publik sebagai calon-calon potensial calon ketum PBNU.
Nama-nama yang muncul itu mulai dari petahana KH Said Aqil Siradj hingga Gus Yahya. Keduanya adalah dua calon yang paling banyak diperbincangkan dan mendapat dukungan paling kuat untuk menjadi calon Ketum PBNU.
Bagi Amri, saat ini sudah waktunya bagi PBNU untuk regenerasi estafet kepempimpinan. Estafet kepempinan ini kelak akan jadi tradisi yang baik.
“Ansor melihat pergantian ketua umum PBNU selama ini bagian dari estafet yang begitu baik disiapkan oleh NU. Kader-kader muda menggantikan yang senior secara berkelanjutan. Ini yang perlu diteruskan karena telah menjadi tradisi yang baik,” ujar Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Haerul Amri di Jakarta, sebagaimana rilis yang diterima KOMPAS.TV, Senin (11/10/2021).
Baca Juga: Muktamar Akhir 2021, Berikut Sederet Nama yang Dijagokan Sebagai Calon Ketum PBNU
Tradisi ini yang menurut Amri harus dipertahankan. Ketua baru dan dua periode saja merupakan pilihan bijak.
Lantas, Amri menyebut contoh baik regenerasi kepemimpinan di NU. Ia mencontohkan KH Hasyim Muzadi yang telah memimpin NU kurun 1999-2010 telah mencetak banyak kader andal di tubuh NU. Salah satu kader itu adalah ketum PBNU sekarang, KH Said Aqil Siradj.
“Pada Muktamar ke-32 NU 2010 di Makassar, KH Hasyim telah menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi antara lain karena memberi ruang kepada kader-kader muda untuk memimpin. Selain itu, beliau ingin menghargai sistem kaderisasi yang telah dibangun dengan baik di NU,” kata dia.
Lalu, apakah Ansor bakal merapatkan dukungan ke Said Aqil Siradj?
Terkait hal ini, Haerul Amri menilai tataran kaderisasi di NU sudah matang, makanya pihaknya merasa harus ada sosok ketum baru.
Baca Juga: Soal Potensi Rivalitas Menuju Ketum PBNU, Pengamat: NU bukan Organisasi Politik atau Parpol
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV