Jelang Muktamar NU, Pengamat beber Kontestasi dan Dinamika Calon Ketum
Agama | 11 Oktober 2021, 09:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menilai dinamika jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) merupakan hal biasa saja dan wajar terjadi. Apalagi sebagai ormas, NU punya pengaruh besar.
Dalam analisisnya, Pengamat alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menjelaskan kontestasi dan ajang pemilihan Ketua Umum PBNU tidak hanya berpengaruh pada warga nahdliyin semata, tapi juga masyarakat secara luas.
"NU adalah ormas terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia. NU juga merupakan wadah organisasi yang sangat terbuka dan demokratis. Semua pihak punya kepentingan bukan hanya warga Nahdliyyin itu sendiri," kata Syukron dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam, sebagaimana dilihat KOMPAS TV.
Pengamat Politik dan Sosial Keagamaan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menilai potensi rivalitas dalam pemilihan Ketua Tanfidziyah (ketua harian atau ketua umum-red) nantinya akan berjalan wajar saja melihat organisasi yang berdiri sejak 1926 itu memang sudah besar dan berjalan demokratis.
Baca Juga: Gus Yahya dan Said Aqil Dinilai Layak Jadi Ketum PBNU, Siapa Bakal Dipilih oleh Para Nahdliyin?
Jamal menyebut hal yang krusial dalam pemilihan nanti adalah, para calon yang diusulkan maupun dalam bursa calon ketua Umum PBNU nanti adalah sosok yang sudah terbukti malang melintang di organisasi.
Kata dia, mereka yang dicalonkan nanti adalah ulama-ulama terbaik dan memang layak dihormati. Ulama-ulama ini juga sudah terbukti di organisasi dan memiliki keilmuan yang mumpuni.
“Siapapun yang berkontestasi, mereka adalah merupakan figur-figur yang terbaik dan mumpuni serta dihormati,” katanya.
Di publik muncul beberapa nama yang getol diisukan akan jadi calon terkuat calon ketum PBNU. Beberap nama itu adalah petahana KH Said Aqil, Gus Yahya C. Staquf, KH Marzuki Mustamar hingga Gus Baha. Meskipun nama terakhir ini tampaknya akan lebih diusulkan menjadi Rais Aam atau di dewan syuriah NU.
Baca Juga: Muktamar Akhir 2021, Berikut Sederet Nama yang Dijagokan Sebagai Calon Ketum PBNU
Jamal juga mengingatkan lagi soal muktamar ini mengingat NU sebagai representasi Islam moderat di tanah air. Konsep Islam Wasathiyah (islam moderat) ini yang diusung, dalam bahasa Jamal, mengusung Islam rahmatan lil alamin dan memiliki peran penting mengawal kehidupan bangsa dan negara.
"Peran NU sangat dibutuhkan dalam mewujudkan sistem dan tatanan peradaban dan perdamaian dunia," ujarnya.
Ia berharap, nanti dalam Muktamar yang digelar di Lampung tanggal 23-26 Desember 2021 ini, para calon, pemilik suara dan warga Nahdliyin tetap mengedepankan marwah NU, para kyai dan ulama di dalamnya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV