Kader Muhammadiyah Sebut Ada Penyusupan Kelompok Radikal di TNI dan Polri
Agama | 7 Oktober 2021, 11:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Peneliti dan Kader Intelektual Muhammadiyah Muhammad Abdullah Darraz menyebut saat ini ada infiltrasi kelompok radikal ke institusi dan lembaga negara. Penyusupan itu pun cenderung dilakukan secara terselubung. Kelompok radikal ini disebut juga bukan tidak mungkin telah menginfiltrasi ke dalam tubuh institusi TNI dan Polri.
"Memang kelompok radikal ini sebetulnya begitu masif melakukan infiltrasi yang itu yang mana hal ini tidak disadari oleh pimpinan di instansi tersebut, sehingga penanganannya cenderung terlambat," kata Darraz dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/10/2021), seperti dikutip Antara.
Darraz juga menyebutkan, karena terjadi infiltrasi secara masif dan cenderung terselubung itu, lembaga negara yang tersusupi itu jadi tidak tahu dan cenderung lamban dalam hal antisipasi.
Darraz mengutip Riset dari Lembaga Alvara Research Centre pada tahun 2018 tentang banyaknya ASN yang terindikasi radikal dan intoleran. Dalam riset itu terdapat 19,4 persen pegawai negara yang terindikasi radikal dan intoleran.
Baca Juga: Anies: Saya Sudah 4 Tahun Menjabat, Tunjukkan Mana yang Radikal, Mana Kebijakan yang Diskriminatif
Tidak hanya itu, Darraz juga menilai besar kemungkinannya bahwa kelompok radikal ini juga bukan tidak mungkin telah menginfiltrasi ke dalam tubuh institusi TNI dan Polri.
Aparatur negara merupakan benteng pertahanan negara dan role model bagaimana Pancasila tertanam dalam diri pribadi seseorang sebagai warga negara Indonesia.
"Ada indikasi aparat itu diinfiltrasi (kelompok radikal). Semoga ini tidak secara institusional, namun saat ini polanya adalah infiltrasi kepada oknum dengan mereka diajari ngaji dan sebagainya, yang lalu pada akhirnya lama kelamaan mulai diperkenalkan dengan ideologi mereka yang bertentangan dengan Pancasila," ujarnya pula.
Abdullah Darraz yang juga tergabung dalam Gugus Tugas Pemuka Lintas Agama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini, juga menjelaskan tentang betapa sulitnya proses indentifikasi kelompok radikal ini di tubuh aparatus negara
"Ya , selama ini kita menganggap kalau aparat ini merupakan orang yang paling kuat (jiwa) nasionalismenya. Nah kalau sudah diinfiltrasi ini repot juga. Maka dari itu harus ada kesadaran dari pimpinan instansi/lembaga bahwa bahaya ini nyata dan ada," katanya.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV