Air Laut Teluk Jakarta Disebut Mengandung Parasetamol, Ini Kata DLH DKI
Peristiwa | 1 Oktober 2021, 16:27 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah sudi mengungkapkan bahwa kualitas air laut teluk Jakarta sangat tercemari. Bahkah, mengandung parasetamol.
Managgapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengatakan akan menindaklanjuti temuan tersebut.
"Nanti kita dalami, kita telusuri di mana sumbernya dan akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu," ujar Yogi Ikhwan, Humas DLH DKI saat dihubungi, Jumat (1/10/2021).
Yogi mengatakan, pihak DLH DKI juga melakukan penelitian soal kandungan obat-obatan di air laut, hanya saja tidak spesifik pada parameter parasetamol.
"Kita kandungan yang umum-umum aja, misalnya kadar BOD-nya, terus kadar logam beratnya yang umum dipakai (sebagai) parameter untuk memantau kualitas air laut," terang Yogi.
Baca Juga: Tak Hanya Terancam Tenggelam, Teluk Jakarta Juga Terkontaminasi Parasetamol
Lebih jauh, Yogi menuturkan bahwa pihaknya berterima kasih kepada para peneliti yang mau meneliti kualitas air laut.
"Iya, (itu pencemaran-red) karena bukan pada tempatnya. parasetamol kok ada di laut, apapun yang tidak pada tempatnya, apapun yang melebihi kadarnya di suatu tempat, tergolong pencemaran," jelasnya.
Sebelumnya, sebuah penelitian mengungkap, air laut di wilayah teluk Jakarta terkontaminasi parasetamol. Temuan parasetamol tinggi ditemukan di Angke dan Ancol.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Science Direct, Agustus 2021, menganalisis sampel yang dikumpulkan di 4 lokasi di Indonesia, diantaranya Teluk Jakarta, dan di pantai utara Jawa Tengah.
Dalam penelitian itu, ditemukan konsentrasi tinggi parasetamol di Angke yaitu 610 nanogram per liter, dan Ancol 420 ng/L, keduanya di Teluk Jakarta.
“Di sini kami mendeteksi parasetamol di dua lokasi di Teluk Jakarta: Angke dan Ancol. Sepengetahuan kami, tingkat parasetamol (yang) dilaporkan di sini (610 ng/L terdeteksi di Angke) adalah salah satu konsentrasi tertinggi,” ungkap peneliti penelitian tersebut yang dikutip Kompas TV, Jumat (1/10/2021).
“Di Ancol, kami mendeteksi konsentrasi parasetamol 420 ng/L. Konsentrasi yang dilaporkan pada kedua situs ini tinggi dibandingkan dengan data lain yang dilaporkan,” lanjutnya.
Adapun para peneliti berasal dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton, Lewes Road, Brighton, United Kingdom Centre for Aquatic Environments, University of Brighton, Lewes Road, Brighton, United Kingdom dan Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Sciences (LIPI/BRIN).
Penelitian dilakukan oleh Wulan Koagouw, Zainal Arifin, George W.J. Olivier dan Corina Ciocan dengan publikasi berjudul High Concentrations of Paracetamol in Effluent Dominated Waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Baca Juga: Anies Ungkap 2 Poin Terkait Pidato Joe Biden soal Prediksi Jakarta Tenggelam
Mereka menyebut, penelitian di atas adalah studi pertama yang menganalisis gambaran kualitas air laut berkaitan dengan kontaminasi parasetamol di perairan pesisir sekitar Indonesia.
Meski begitu, para ilmuwan menyebut, studi gambaran awal ini masih membutuhkan analisis lebih lanjut.
“Mengingat pertimbangan obat-obatan sebagai kontaminan yang muncul, data ini menunjukkan penyelidikan lebih lanjut diperlukan,” sambung mereka.
Setidaknya, data ini menjadi gambaran awal terhadap kualitas air laut di daerah-daerah Indonesia.
“Data yang disajikan dalam studi pendahuluan ini memberikan gambaran kualitas air laut di daerah-daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter nutrisi melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia, dan beberapa logam juga ada,” tulisnya.
Baca Juga: Anies Jawab Presiden AS Joe Biden Soal Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi
Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV